Bus Besar Tak Cocok Lewati Jalur Dieng, Rawan Kecelakaan Maut

Bus Besar Tak Cocok Lewati Jalur Dieng, Rawan Kecelakaan Maut

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO - Kecelakaan karambol di Kuripan Garung yang tewaskan lima orang dan belasan lainnya luka-luka menjadi keprihatinan banyak pihak. Salah satunya pelaku wisata Dieng. Pasalnya bus ukuran besar dan medium mestinya tidak naik ke kawasan Dieng. “Kita ikut prihatin dan berharap kasus tersebut tidak terulang di kemudian hari, sekaligus kita juga sayangkan. Sebab, keceakaan itu bisa diminimalisir atau tidak perlu terjadi jika  pihak biro wisata dari luar daerah mentaati aturan yang sudah disepakati dengan berganti  menggunakan moda angkutan mikro bus Wonosobo-Dieng yang paham medan,” ungkap Ketua Paguyuban Pelaku Wisata Dieng (PPWD) IB Nugroho. Menurutnya, selama ini pihaknya terus berupaya mensosialisasikan aturan yang sudah disepakati terkait  larangan bus besar melintas di kawasan dataran tinggi Dieng. Bahkan pemkab sudah memasang rambu di dua titik menuju Dieng. “Kami sudah terus lakukan sosialisasi dan koordinasi dengan pelaku wisata dari luar daerah untuk mengganti angkutan bus besar ke mikro bus, bukannya kami serakah tetapi mengingat medan jalur ke Dieng dari Wonosobo yang ekstrem. Kami mencoba untuk meminimalkan kejadian seperti kemarin,” bebernya. Baca juga Melebihi Biaya Perang, Dandim Minta Lebih Disiplin Atasi Covid-19 Pria yang karib dipanggil Canuk itu juga  mengatakan alasan mensosialisasikan aturan mengganti angkutan lebih kecil seperti micro bus, menurutnya disamping sopir lokal lebih memahami jalur dan medan jalan Wonosobo Dieng, faktor lain seperti kelelahan sopir dari luar daerah serta kondisi kendaraan setelah perjalanan jauh juga perlu di didinginkan. “Jalur Wonosobo Dieng ini terbilang istimewa di bandingkan lokasi wisata lainnya. Saya contohkan di Wisata Candi Borobudur, di sana selain medan datar tempat tujuan hanya satu. Wisatawan bisa 3 jam menikmati kunjungan dan sopir bisa istirahat melepas lelah. Sedangkan untuk wisatawan Dieng selain jalur yang ekstrim menuju lokasi, tempat kunjungaannya banyak. Bisa dikatakan hanya sekitar per 30 menit wisatawan pindah tempat. Sehingga waktu istirahat sopir bus dan kondisi mesin kendaraan sangat berisiko,” bebernya. Pihaknya mengaku masih banyak pelaku wisata yang belum menyadari aturan yang ada baik pelaku wisata lokal maupun luar daerah. Untuk menghindari kejadian naas terulang kembali ia meminta kepada semua pelaku wisata untuk mentaati aturan yang sudah ada. Sementara itu Kasi Dalops dan Perparkiran Diperhubkim Wonosobo, Waluyo  Welly mengatakan, dengan adanya kejadiaan naas tersebut ia akan berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Satlantas Polres Wonosobo dan Disparbud untuk meningkatkan sosialisasi terhadap rambu-rambu larangan bus besar melintas jalur Wonosobo Dieng. “Kedepan sosialisasi rambu-rambu lalulintas akan kami tingkatkan, bukan hanya rambu larangan bus besar melintas saja, tetapi titik-titik rawan di jalur Wonosobo Dieng. Kita sudah petakan  titik mana saja yang rawan dan akan kita pasangi rambu peringatan,”  pungkasnya. Sebelumnya diberitakan bahwa kecelakaan hebat terjadi di jalur Kuripan Kecamatan Garung pada (30/9). Bus pariwisata asal Jepara yang baru turun dari kawasan dataran tinggi Dieng, diduga alami rem blong. Bus syarat muatan itu menabrak mikro bus di depannya, mobil honda jazz dan empat sepeda motor. Akibatnya 5 orang meninggal dunia dan belasan lainnya alami luka. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: