Cegah Corona di Surengede, Warga Bentuk Relawan hingga Satgas
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Hampir semua desa di Wonosobo kini menerapkan berbagai aturan bagi para pengendara kendaraan roda dua maupun roda empat ketika memasuki gerbang-gerbang desa. Berbeda dengan banyak desa lainnya, desa Surengede Kertek menerapkan berbagai protokol terhitung sejak 29 Maret lalu. Tak hanya menerapkan bahwa penyemprotan disinfektan hanya diberlakukan bagi kendaraan, bukan orangnya, juga mengharuskan mereka yang masuk gerbang desa untuk cuci tangan. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Relawan Surengede Tanggap Covid-19, Nur Saudah. “Kami membuat spanduk untuk kampanye edukasi Corona di setiap masjid dan mushola, kemudian himbauan untuk para pemudik atau pendatang apa saja yg perlu dilakukan sudah ada protokolernya. Selain itu juga mengedukasi masyarakat untuk mencuci tangan, hingga bagaimana membuat cairan disinfektan secara mandiri,” ungkapnya. Baca juga 26 PDP Corona di Kabupaten Magelang Dinyatakan Sembuh Setelah berbagai upaya awal, akhirnya pihak desa juga telah membentuk satgas tingkat desa sejak 29 Maret lalu. Dengan upaya tersebut, dipastikan bahwa kebijakan yang dilakukan didasari secara keilmuan, bukan hanya asal meniru semata. Berdasarkan informasi dari dinas kesehatan, berbagai upaya pencegahan dilakukan dengan memprtimbangkan aspek keselamatan manusia. “Kami juga bisa mencegah rencana penyemprotan disinfektan ke manusia dan akhirnya diganti dengan diwajibkan mencuci tangan dan kaki. Tim relawan juga bergerak untuk menyusun database dan membuat alur pemantauan. Semoga saja semua desa Satgas nya bisa segera terbentuk dan segera bekerja sesuai arahan tim covid kabupaten. Relawan siaga Corona isinya pemuda dan tokoh dan memang lebih efektif basis komunitas terkecil atau per RW, juga dengan mendata kelompok rentan yang terdampak secara ekonomi,” ungkapnya tentang proses di Surengede. Bahkan untuk melakukan karantina mandiri juga dinilai perlu dukungan keluarga maupun tetangga terdekat. Di Surengede juga tidak menggunakan istilah lockdown serta tim melakukan pantauan keliling untuk update ODP di dusun-dusun dan tracking tamu dari luar daerah. “Segala upaya dilakukan, tujuannya antisipasi sejak awal. Bersiap menghadapi segala kemungkinan, mengingat arus mudik masih berjalan dan terus bertambah setiap harinya. Tantangannya adalah, tidak semua orang yang baru saja balik dari daerah epicenter seperti Jakarta itu memahami apa yang harus dilakukan, kuncinya di edukasi,” katanya. Tim relawan siaga Covid-19 sendiri berjumlah 110 relawan yang didominasi para pemuda dan sudah mulai bekerja sebelum Wonosobo dinyatakan sebagai zona merah dengan adanya temuan pasien positif Corona. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: