Dampak Polemik di Desa Wadas di Purworejo Berkepanjangan, Warga Pro Quarry Mengadu ke DPRD
PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.COM – Puluhan warga Desa Wadas Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo yang setuju atau pro lahannya dibebaskan dan dijadikan quarry (lokasi penambangan atau batuan, red) untuk kepentingan proyek Bendungan Bener mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Purworejo, Jumat (28/1).
Mereka mengadu dan meminta perlindungan terkait berbagai masalah pro dan kontra mengingat dampaknya terus berkepanjangan dan kian serius.
Sebelum masuk ruang audiensi di Gedung B DPRD, massa juga menggelar aksi di halaman dengan membentangkan sejumlah spanduk berisi aspirasi masyarakat. Massa kemudian diterima oleh wakil Ketua DPRD, Kelik Ardani, Yophi Prabowo, dan Fran Suharmaji.
Dalam audiensi antara lain terungkap bahwa aktivitas sosial di Desa Wadas terganggu semenjak ada polemik pro dan kontra quarry.
\"Kami minta dukungan secara moril karena permasalahanmya sudah bertahun-tahun, kami yang pro ini kan di masyarakat sudah merasa tidak enak. Jadi adanya pro dan kontra kan kegiatan sosial di wadas sudah tidak berjalan seperti semestinya, yasinan sudah nggak ada, yang kontra punya acara kita tidak diundang dan masih banyak lagi,\" kata perwakilan warga pro quarry, Wasisno (52) saat ditemui usai audiensi.
Masyarakat pro quarry, lanjutnya, juga mendapat banyak tekanan dari warga kontra quarry.
\"Kami yang pro banyak tekanan, banyak intimidasi, hampir 24 jam apalagi yang rumahnya pinggir jalan siang malam mendapat perlakuan yang tidak suka dengan kami, intimidasinya seperti kalau warga kontra lewat samping rumah motornya digeber-geber, kita warga pro kalau pulang dari mana gitu disoraki di pos warga kontra,\" paparnya.
Pihaknya bersama warga pro quarry juga memohon dan meminta dukungan dari pemerintah dan pihak terkait lainnya. \"Kami minta dukungan kepada Bupati, Kapolres, Dandim agar semua satu visi, agar permasalahan di Wadas bisa selesai,\" tandasnya.
Disebutkan, warga yang hadir dalam audiensi sekitar 80 orang. Hingga saat ini, sudah ada ratusan warga pemilik lahan yang pro quarry. \"Yang hadir sekitar 80 warga desa pemilik lahan terdampak, warga total yang pro ada sekitar 300 warga pemilik lahan,\" sebutnya.
Pihaknya juga menilai bahwa yang menolak keras quarry malah bukan pemilik lahan terdampak quarry. Warga kontra juga tidak pernah mau jika diajak diskusi dengan warga pro. Sehingga rata-rata warga kontra belum benar-benar tahu informasi sebenarnya soal manfaat Bendung Bener.
\"Rata-rata malah bukan yang punya tanah, alasan mereka juga nggak ada, yang penting ga boleh gitu, kemarin juga ada undangan dari Komnas HAM untuk mendamaikan dan memeperbaiki situasi di Wadas tapi pihak Kontra juga tidak hadir,\" terangnya.
Pihaknya memohon kepada pemerintah mengenai kepastian dari pengambilan quarry di Wadas. Pihaknya juga sudah mengadu hingga ke Gubernur Jateng. \"Kalau iya ya iya kalau nggak iya sudah, yang jelas kita berharap masalah ini bisa segera selesai,\" tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Purworejo, Kelik Susilo Ardani mengatakan, sebelum memberikan rekomendasi kepada warga pihaknya akan terlebih dahulu menggelar pertemuan dengan berbagai pihak terkait. \"Untuk sementara dari DPRD belum rekomendasi, karena ini baru penyampaian aspirasi saja,\" katanya.
Menurutnya, persoalan ini harus dikoordinasikan secara intensif agar permasalahan sosial di Wadas bisa segera selesai. \"Pendekatan secara humanis harus kita laksanakan. Karena baik warga pro maupun kontra adalah masyarakat Purworejo yang mestinya semua harus diberdayakan,\" terangnya. (top)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: