Dapat Izin dari Gubernur, SMKN 1 Temanggung Mulai Pembelajaran Tatap Muka

Dapat Izin dari Gubernur, SMKN 1 Temanggung Mulai Pembelajaran Tatap Muka

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG - Setelah mendapatkan izin dari Gubernur Jawa Tengah, SMKN 1 Temanggung memberanikan diri untuk melakukan uji coba pembelajaran tatap muka dengan pembatasan jumlah siswa dalam setiap kelasnya. Kepala SMK N 1 Temanggung Tri Satya Budi mengatakan, sebelum melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka ini, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. \"Persiapan yang kami lakukan cukup panjang, setelah benar-benar siap kami baru memberanikan diri untuk melakukan tahapan uji coba pembelajaran tatap muka,\" katanya Jumat (28/8). Menurutnya, tahapan uji coba tatap muka ini akan dilakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Peraturan wajib ditaati dan dilaksanakan oleh jajaran mulai dari guru, tenaga pendidik, hingga para siswa. Pada tahap awal uji coba ini, pihaknya menerapkan sistem terbatas, dalam satu kelas hanya akan diikuti atau dihadiri oleh 12 orang siswa saja. \"Dari jumlah siswa satu kelas sebanyak 36 anak dibagi menjadi tiga rombongan belajar, sehingga dalam satu putaran pembelajaran tatap muka untuk satu kelas belangsung tiga hari,\" terangnya. Dengan pembatasan jumlah siswa ini maka dalam satu hari dari kelas 10, 11, dan kelas 12 ada 108 siswa yang masuk sekolah. \"Jumlah siswa dibatasi karena kami ingin ketat dalam memantau anak-anak agar semua standar operasional prosedur (SOP) bisa dipatuhi oleh anak-anak dan pembelajaran hanya berlangsung selama 3 jam dari 7.30-10.30 WIB, setelah itu siswa pulang,\" katanya. Baca juga PAN purworejo Pastikan Usung Agustinus, Milad ke-22, Santuni 1700 Anak Yatim Setelah berjalan beberapa waktu maka sistem ini nanti akan dilakukan evaluasi, mana kala semua berjalan dengan lancar dan aman, maka akan ditingkatkan dengan shift kedua pukul 12.30-15.30 WIB untuk anak yang lain. Menurutnya anak yang bisa mengikuti pembelajaran tatap muka yaitu yang mendapatkan izin dari orang tua atau keluarga, sekolah tidak bisa memaksa karena itu hak mereka dan sekolah tetap akan melayani belajar jarak jauh atau belajar dari rumah. Kemudian anak yang berasal dari zona merah itu pun tidak diizinkan ikut dalam pembelajaran tatap muka sampai nanti zonanya berubah atau dinyatakan aman. Selain itu lanjutnya, anak yang dari rumah ke sekolah menggunakan kendaraan umum juga tidak diizinkan karena hal itu terlalu berisiko, tidak bisa dijamin keamanan jaga jaraknya. Kendaraan itu sudah disemprot cairan disinfektan atau belum sehingga untuk sementara yang diizinkan ikut pembelajaran tatap muka anak yang naik kendaraan sendiri, diantar keluarganya atau jalan kaki. \"Memang aturan yang kami terapkan sangat ketat, ini demi semua agar bisa berjalan dengan baik,\" terangnya. Dalam penerapan protokol kesehatan dimulai dari pintu gerbang ada petugas yang mengukur suhu badan, siapa pun yang masuk ke sekolah, baik guru, tenaga kependidikan, maupun siswa bahkan tamu akan diukur suhu bandannya dengan thermogun. \"Kalau suhu badannya di bawah 37,3 derajat celcius nanti dilanjutkan cuci tangan pakai sabun, kemudian baru menuju ke ruang kelas. Yang pasti semua harus pakai masker serta jaga jarak dan jalan kaki di lingkungan sekolah pun kita buat alurnya,\" katanya. Tidak hanya itu, pihaknya juga akan melakukan pengawasan ketat terhadap aktivitas anak-anak disekolah. Pihaknya akan melakukan langkah-langkah strategis agar anak-anak tidak bergerombol pada jam-jam tertentu. (set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: