Dipengaruhi Fluktuasi Keberadaan Air, Bencana di Kabupaten Magelang tahun 2014-2019 Terus Meningkat

Dipengaruhi Fluktuasi Keberadaan Air, Bencana di Kabupaten Magelang tahun 2014-2019 Terus Meningkat

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edi Susanto menyebutkan, jumlah kejadian bencana di wilayah Kabupaten Magelang mulai dari tahun 2014-2019 terus mengalami peningkatan. Becana didominasi hidrometeorologi atau bencana yang dipengaruhi oleh fluktuasi keberadaan air. \"Di tahun 2018 hingga akhir tahun kemarin sebanyak 447 kejadian, dan didominasi oleh bencana hidrometeorologi (209 tanah longsor dan 105 angin kencang),\" ucap Edi, dalam kegiatan Rapat Koordinasi Pengurangan Resiko Bencana, di Aula Kantor BPBD Kabupaten Magelang, Kamis (31/10). Menurut Edy, kejadian tanah longsor dan angin kencang memiliki daya pacu yang cukup tinggi, baik berdampak dalam menimbulkan kerugian harta benda, ataupun kerugian sosial masyarakat. Disamping itu, Kabupaten Magelang juga memiliki ancaman kekeringan pada musim kemarau yang baru saja terjadi. Namun, demikian BPBD Kabupaten Magelang harus selalu tanggap darurat, dengan memberikan bantuan berupa droping air. Memasuki musim penghujan, Edi mengatakan, bencana yang harus diwaspadai adalah tanah longsor dan angin kencang, selain itu juga banjir. Baca Juga Selesai Jalani Pendidikan Dasar Integrasi Kemitraan Akademi TNI dan Akpol, 860 Prajurit Diwisuda Panglima TNI \"Tidak ada satu kecamatan pun di Kabupaten Magelang yang bebas dari ancaman bencana, meskipun dalam bentuk yang berbeda-beda,\" ungkap Edy. Dalam kesempatan yang sama, Edi juga menyebutkan kejadian tanah longsor paling sering terjadi di Kecamatan Salaman dengan 48 kejadian di tahun 2018, kemudian disusul Kecamatan Borbudur dengan 24 kejadian, kemudian Sawangan, dan Kajoran. \"Sementara puting beliung merata terjadi hampir di semua Kecamatan,\" papar Edy. Pada kesempatan tersebut, Bupati Magelang, Zaenal Arifin, dalam arahannya mengatakan pengurangan resiko bencana merupakan tugas kita bersama, tidak hanya menjadi tanggung jawab BPBD saja, namun menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat dan seluruh stakeholder terkait. Menurutnya, bencana alam bisa datang dari alam dan manusia itu sendiri. Maka harus dilakukan pencegahan sejak dini. Ia juga meminta kepada BPBD Kabupaten Magelang untuk melakukan koordinasi kepada seluruh dinas terkait. \"Seperti angin puting beliung yang terjadi di Kecamatan Pakis beberapa waktu lalu. Maka nanti BPBD harus segera memetakan titik-titik rawan bencana, sehingga masyarakat selalu waspada,\" jelas Zaenal. Zaenal menyampaikan, apabila di titik-titik tertentu terjadi bencana, maka ia meminta BPBD harus segera melakukan langkah-langkah strategis dan segera membentuk pos di lapangan sehingga masyarakat mendapatkan rasa aman. \"Lakukan kaji cepat, apakah perlu tanggap darurat atau tidak. Karena situasi tanggap darurat inilah titik point penting pemerintah untuk bisa segera melakukan tindak lanjut,\" pungkas Zaenal.(cha).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: