Harga Bawang Putih di Temanggung Masih Terpuruk

Harga Bawang Putih di Temanggung Masih Terpuruk

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG - Pasca Lebaran Idul Fitri 1441 H, harga bawang putih di tingkat petani belum mengalami perubahan yang signifikan. Kondisi ini membuat petani bawang putih di lereng Gunung Sumbing ini akan mendulang kerugian yang cukup banyak. Lasidi Slamet (41) salah satu petani bawang putih di desa setempat menuturkan, sejak panen raya dimulai yakni sekitar awal bulan Maret 2020 lalu, harga bawang putih belum mengalami perubahan yang lebih baik. Padahal katanya, mayoritas petani di desanya saat ini menanam dan membudidayakan bawang putih, baik dari program pemerintah dan tidak sedikit petani yang menanam bawang putih secara mandiri. \"Jika petani yang menanam bawang putih dari program pemerintah masih cukup beruntung, karena sebagian modalnya dari pemerintah. Kalau yang mandiri ruginya lebih banyak,\" tuturnya, Rabu (3/6). Ia menyebutkan, sejak awal panen raya harga bawang putih memang sudah tidak sesuai harapan. Saat awal panen raya lalu harga bawang putih basah Rp10.000 - Rp12.000 per kilogram tergantung kualitas bawang. Sedangkan harga bawang putih kering hanya Rp18.000 - Rp20.000 per kilogram. Harga ini katanya belum mengalami perubahan yang signifikan, saat ini harga bawang putih kering dengan kualitas super hanya laku dijual Rp25.000 per kilogram. Padahal ditahun-tahun sebelumnya bisa terjual antara Rp35.000 hingga Rp40.000 per kilogram. \"Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, harga jual bawang putih saat ini paling murah dan terbilang tidak laku dijual,\" keluhnya. Baca Juga Polisi Bubarkan Lomba Burung Kicau di Belakang Terminal Salaman Solikhin petani bawang putih lainnya menuturkan hal yang sama. Bahkan katanya, saat ini petani tidak hanya mengalami kerugian karena harga bawang putih yang murah, namun sebagian besar petani juga mengalami penurunan produksi. Penurunan produksi bawang putih ini karena disebabkan cuaca yang terjadi selama masa tanam lalu cukup ekstrim. Hujan dengan intensitas tinggi sering terjadi di siang dan malam hari. Menurutnya, biasanya dalam satu hektar tanaman bawang putih bisa memproduksi antara 10 hingga 12 ton bawang putih basah. Namun saat ini paling banyak bisa memproduksi 6 sampai 8 ton bawang putih basah. \"Produksi bawang putih tahun ini turunya kurang lebih mencapai 40 persen, faktor utamanya karena cuaca dan busuk batang pada bawang putih,\" tuturnya. Terkait dengan turunnya harga, karena beberapa faktor diantaranya, minimnya daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19, selain itu disaat menjelang panen raya lalu, pemerintah pusat justru mendatangkan atau mengimpor bawang putih dari luar negeri. \"Meskipun produksinya menurun, namun untuk kualitas bawang putih masih ada yang bagus. Hanya saja karena saat ini pasokan bawang putih dari luar negeri cukup banyak maka harga bawang putih lokal menjadi murah,\" tuturnya. Ia berharap, kedepan pemerintah lebih bijak dalam mengambil keputusan, sehingga dampaknya tidak langsung dirasakan oleh petani dan masyarakat. \"Semoga saja kedepan pemerintah lebih bisa memikirkan nasib petani dan masyarakat,\" harapnya.(set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: