Hujan Turun, BPBD Temanggung Tetap Salurkan Bantuan Air
TEMANGGUNG – Meskipun hujan sudah beberapa kali turun, namun penyaluran bantuan air bersih ke desa-desa yang mengalami kekeringan masih dilakukan. Pasalnya mata air yang ada belum kembali normal seperti semula. Plt Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung Gito Walngadhi mengatakan, dalam kurun waktu sepekan terakhir ini hujan memang sudah mulai turun, namun belum merata seluruh wilayah Temanggung. Hujan baru terjadi di beberpaa daerah saja. “Masih hujan lokal, belum merata, jadi kondisi masyarakat yang sebelumnya mengalami kekurangan air bersih masih sama,” katanya, kemarin. Menurutnya, mata air baru akan mulai kembali normal sepeti sedia kala, manakala hujan sudah merata dan berlangsung secara berkelanjutan. Akan tetapi yang terjadi saat ini hujan yang turun belum stabil. “Misalnya hari ini hujan, besok bahkan dua hari kemudian atau bahkan tiga hari kemudian baru turun lagi dan itupun belum merata,” terangnya. Baca Juga Polisi Masih Dalami Motif Bunuh Diri Bocah SD di Temanggung Sesuai dengan perkiraan dari BMKG Semarang, musim hujan akan terjadi di awal bulan Oktober ini. Perkiraan cuaca pada tahun ini tepat sehingga di awal bulan Oktober ini di wilayah Temanggung sudah mulai diguyur hujan. Hanya saja lanjutnya, mata air akan kembali normal seperti biasanya jika musim hujan ini sudah berlangsung kurang lebih selama satu bulan kedepan. “Hujan yang terjadi di awal musim ini biasanya akan terserap langsung oleh tanah, namun belum sampai pada air bawah tanah atau lapisan tanah yang bisa menyerap dan menyimpan air hingga kemudian keluar melalui mata air. Sehingga meskipun sudah turun hujan mata air yang saat ini mengering belum kembali normal,” terangnya. Sampai saat ini lanjutnya, pihaknya masih memberikan bantuan air bersih ke desa-desa yang mengalami kekurangan air bersih. Dalam sehari dikerahkan tiga sampai empat armada untuk menyalurkan bantuan air bersih. Saat ini dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung, 12 kecamatan sudah mengalami kekurangan air bersih. Meskipun tidak semua dusun atau desa di 12 kecamatan itu mengalami kekurangan air bersih. Adapun daerah yang mengalami kekurangan air di 12 kecamatan itu, terdiri dari 40 desa dan 129 dusun atau titik yang memiliki potensi besar kekeringan pada puncak musim kemarau ini. Sebanyak 12 kecamatan yang wilayahnya terjadi kekeringan, yakni Kecamatan Kandangan, Pringsurat, Kaloran, Kranggan, Jumo, Candiroto, Selopampang, Gemawang, Kledung, Bulu, Tembarak dan Kecamatan Tlogomulyo. “12 kecamatan yang saat ini sudah mengalami kekeringan ini, sebelumnya sudah dipetakan menjadi daerah kekeringan,” terangnya.(set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: