IBU KOTA NEGARA LUMPUH, Sembilan Warga Jabodetabek Meninggal

IBU KOTA NEGARA LUMPUH, Sembilan Warga Jabodetabek Meninggal

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA – Jakarta menjadi cermin buruknya wajah Ibu Kota Negara di mata dunia. Nyaris 24 jam, semua sendi vital fasilitas negara lumpuh diterjang banjir. Sembilan nyawa pun melayang. Tak pelak citra Gubernur Anies Baswedan koyak, setelah dituding nitizen menjadi orang yang paling bertanggungjawab atas problem yang menimpa. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sendiri enggan menanggapi tudingan teresebut. Ia memilih fokus dalam penanganan korban banjir dan keselamatan warga. ”Kita fokus penanagan. Sekarang jumlah pengungsi yang terdampak banjir di Jakarta mencapai 19.709 orang yang tersebar di lima kawasan DKI Jakarta,” ungkap mantan Menteri Pendidikan itu, di monumen nasional (Monas) kemarin (1/1). Anies turun berbelasungkawa dan prihatin terhadap munculnya korban jiwa atas tragedi tersebut. ”Saya sudah mendapatkan informasi itu. Dua di Jakarta Timur, satu di Jakarta Pusat, dan satu di Jakarta Selatan. Mudah-mudahan angkanya tidak bertambah, kita memastikan seluruh tim medis bekerja di semua kawasan,\" imbuhnya. Ketika ditanya wartawan terkait hasil penataan yang telah dilakukan, Anies lagi-lagi tidak mau menyalahkan pihak manapun serta siap untuk bertanggung jawab menanggulangi masalah banjir yang saat ini melanda Ibu Kota. \"Pemprov DKI mengambil sikap bertanggung jawab atas masalah yang sekarang muncul. Kami respon cepat, kami bantu tangani. Pada saat ini kami tidak mau nyalahkan siapapun dan apapun sekarang adalah saatnya memastikan warga selamat dan terlindungi,\" kata Anies. Lagi-lagi Anies menegaskan Pemprov DKI Jakarta lebih memprioritaskan evakuasi masyarakat dari banjir sehingga tidak ada lagi korban akibat hujan dengan curah tinggi yang mengguyur Jakarta sejak sore kemarin. \"Saya sampaikan kepada seluruh jajaran Pemprov DKI tidak ada saling menyalahkan pada fase ini. Tidak usah menyalahkan orang pada fase ini. Prioritas saat ini seluruh warga Jakarta terselamatkan,\" kata Anies. Anies mengatakan sekitar 100 warga masih terjebak di rumahnya dan belum terevakuasi dari banjir yang mengepung kawasan itu.\"Tadi lebih dari 100 orang masih berada di rumahnya. Jadi kita fokus ke situ dulu. Evakuasi. Baru setelah semua selesai kita lihat apa sumber masalahnya, \" kata Anies. Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan hasil pantauan melalui udara terlihat banjir terjadi di pesisir Sungai Ciliwung yang belum dilakukan normalisasi. \"Mohon maaf pak gubernur, dalam penyusuran kali Ciliwung sepanjang 33 kilometer, yang sudah ditangani normalisasi 16 kilometer, itu aman dari luapan. Sementara yang belum dilakukan normalisasi, itu tergenang,\" tegas Menteri Basuki. Basuki menjelaskan kendala belum dilakukan normalisasi karena banyaknya pemukiman masyarakat di bantaran sungai. Sementara lebar sungai Ciliwung sudah sangat berkurang. \"Sekarang rumah sudah tidak dibantaran, tetapi di palung sungai, ini bukan hal yang mudah dan dibutuhkan keahlian gubernur untuk melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat,\" harap Basuki. Selain itu, Kali Pesangrahan dengan sodetan Kali Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur. Gubernur kata Basuki sudah mengambil langkah-langkah untuk pembebasan lahan, dari 1,2 kilometer, sepanjang 600 meter sudah di kerjakan. \"Tanpa normalisasi, akan terus terjadi musibah berulang seperti saat ini. Saya dengan pak Gubernur untuk mendiskusikan membuat program tersebut,\" ujar Basuki. Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo memerintahkan tiga hal yang harus dikerjakan untuk mengatasi banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) di awal 2020. \"Pertama, urusan banjir yang paling penting ini adalah yang berkaitan dengan keselamatan warga dinomorsatukan,\" kata Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jogkakarta. Menurut Presiden, BNPB, pemerintah provinsi, hingga Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas semuanya harus segera bergerak bersama-sama. \"Untuk memberikan rasa aman, memberikan keselamatan kepada warga yang terkena bencana banjir,\" tegas Presiden. Hal kedua adalah terkait dengan normalisasi fasilitas umum. \"Yang kedua, yang berkaitan dengan normalisasi untuk fasilitas-fasilitas umum karena ini sudah masuk di Jakarta sudah masuk ke Halim, sudah masuk ke Tol Cikampek, kemudian juga di beberapa objek vital, saya kira ini harus segera dinormalisasi sehingga fungsi-fungsi itu kembali menjadi normal,\" ungkap Presiden. Hal ketiga adalah kerja sama pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengatasi banjir. Ketiga, menurut Presiden, yang paling penting juga pemerintah pusat dan pemerintah provinsi harus bekerja bersama-sama dalam menanggulangi ini, terutama yang berkaitan dengan urusan-urusan banjir karena pemerintah pusat memang ini baru dalam proses dan belum selesai. Presiden lantas menyebut Waduk Cimahi dan Waduk Ciawi yang kemungkinan baru tahun depan selesai. \"Akan tetapi, di luar itu, semuanya harus selesai,\" kata Presiden menegaskan. Tidak ketinggalan, Presiden mengimbau masyarakat berhati-hati dalam menghadapi banjir. Hujan memang mengguyur wilayah Jabodetabek sejak Selasa (31/12) sore hingga Rabu (1/1) siang dengan intensitas tinggi sehingga banjir pun melanda warga di sejumlah wilayah. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo menambahkan, masyarakat yang tinggal di daerah berpotensi tinggi terkena banjir untuk mengutamakan keselamatan jiwa mengingat diperkirakan curah hujan sangat ekstrem masih akan terjadi. ”Yang penting selamatkan jiwa terlebih dahulu” kata Doni. Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika intensitas curah hujan yang sangat ekstrim terjadi pada pergantian tahun 2019-2020. Ini menjadi salah satu faktor penyebab banjir. BMKG memprediksi masih terjadi hujan sehingga masih mungkin terjadi banjir lagi. Karenanya, BNPB mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di daerah yang potensi banjirnya akan meningkat agar melakukan evakuasi ke tempat aman terlebih dahulu. Curah hujan sangat ekstrem melanda sebagian besar Jawa bagian Barat-Utara sehingga menyebabkan banjir besar yang merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan Cikampek dan Cipali. Menurut dia, hujan kali ini bukan hujan biasa. Data intentitas curah hujan saat pergantian tahun 2019-2020 dari beberapa titik pengukuran di antaranya dari TNI AU Halim Perdanakusuma mencapai 377 milimeter per hari (mm per hari), Taman Mini mencapai 335 mm per hari dan Jatiasih Bekasi mencapai 259 mm per hari. Sebagai perbandingan, BMKG mencatat intensitas curah hujan saat Jakarta mengalami banjir besar di antaranya pada 1996 mencapai 216 mm per hari, di 2002 mencapai 168 mm per hari, di 2007 mencapai 340 mm per hari, di 2013 mencapai 100 mm per hari2 di 2015 mencapai 277 mm per hari, dan di 2016 mencapai 100-150 mm per hari. Dari data Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan yang terkumpul dari Selasa (31/13), pukul 07.30 WIB hingga Rabu (1/1), pukul 20.30 WIB, telah terjadi sembilan bencana banjir yang di antaranya terjadi di Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta Selatan, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Seluma di Bengkulu, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Tapin di Kabupaten Kalimantan Selatan. Sedangkan tiga banjir bandang terjadi di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, Kabupaten Lahat Sumatera Selatan, dan Kabupaten Labuanbatu Sumatera Utara. Sementara Berdasarkan data yang dikumpulkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dari berbagai sumber, berikut wilayah di Jabodetabek yang dilanda banjir di awal tahun 2020: Bekasi ada di Teluk Pucung Bekasi, Pondok Gede Permai, Perum Villa Jatirasa, Jaka Kencana, Kemang Ifi Graha Bekasi, Bojongkulur, Jalan Garuda, PPA Jatiasih, Jalan Sunan Kali Jaga, Perumahan Metland Tambun, dan Perumahan Harapan Permai Bekasi. Di Bogor banjir terjadi di Bumi Mutiara, Desa Bojongkulur. Sementara itu, di Jakarta banjir terjadi di RS TNI AL Dr. Mintoharjo, Bendungan Hilir, Perumahan Setneg Cempaka Putih, Kampus Borobudur di Jalan Kalimalang, Kelurahan Gedong di Pasar Rebo, Kelapa Molek, Kelapa Gading Timur, dan Cengkareng Barat. Selain itu, Tamini Square, Jalan D.I. Panjaitan, Arion Jalan Pemuda, Perumahan Palad Pulo Gadung, Kampung Tengah Kramat Jati, Rawa Buaya, Tanjung Duren, kompleks BPPT Meruya, Pulogadung, Pulomas, Pondok Kelapa Jakarta Timur, dan Cipinang Jakarta Timur. Banjir di Tangerang terjadi di Perumahan Pulo Indah dan Cipondoh BMKG memprediksi hujan lebat masih akan terjadi dari pagi hingga malam hari di wilayah Jabodetabek. Warga diharapkan untuk siaga dan bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan banjir. Di lokasi banjir seorang warga Cipinang Melayu bernama M.Ali (82) meninggal saat banjir menerjang kediamannya di kawasan Kelurahan Cipinang Melayu RT04/04, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur. \"Korban banjir diantaranya sampai saat ini di Cipinang Melayu ada satu yang meninggal dunia,\" kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus saat dikonfirmasi. Bukan hanya petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta saja, polisi pun ikut membantu proses evakuasi. Evakuasi jasad korban bahkan dipimpin langsung oleh Direktur Sabhara Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ngajib yang tengah meninjau lokasi banjir di Cipinang Melayu. Selain guru ngaji tersebut, diduga masih ada dua orang warga lain yang meninggal dunia dalam upaya evakuasi. Memang diketahui banjir di sana cukup tinggi yakni seleher orang dewasa. \"Korban banjir diantaranya sampai saat ini di Cipinang Melayu sudah ada 1 yang meninggal dunia dan diduga masih ada 2 orang yang meninggal dalam upaya evakuasi,\" terang pungkas Yusri. Sementaa itu, Seorang pelajar SMA bernama Arvico Alif Ardana (16) meninggal dunia akibat tersengat listrik di tengah banjir yang menerjang Kelurahan Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Rabu 1 Januari 2020 sekitar pukul 06.00 WIB. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menjelaskan, korban ditemukan oleh warga setempat yang tengah berkeliling untuk memantau banjir yang kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pengurus RT setempat. \"Saksi atas nama Muksin (46) selaku ketua RT06 sedang kontrol wilayah, lalu saksi mendapat informasi dari warga bahwa ada korban tersetrum di TKP,\" kata Yusri dalam keterangan tertulis. Saksi dan warga setempat kemudian langsung mendatangi TKP yang merupakan lokasi genangan air di Jalan Kp. Irian Gg. 2. RT12/06 Kelurahan Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat. \"Sesampainya di TKP korban sudah terlihat tidak sadarkan diri, diduga sudah meninggal dunia akibat tersetrum aliran listrik dari tiang listrik di TKP,\" katanya. Penemuan tersebut langsung dilaporkan ke Polsek Kemayoran yang langsung mendatangi TKP dan mengevakuasi korban. Petugas yang berhasil mengidentifikasi korban kemudian menghubungi keluarga korban. Keluarga korban kemudian datang untuk menjemput jenazah dan menolak untuk dilakukan visum terhadap jasad korban. \"Keluarga korban membuat surat pernyataan tidak divisum dan tidak menuntut secara hukum,\" katanya. (tim/fin/ful) //INFOGRAFIS// SEMBILAN WARGA MENINGGAL Total ada sembilan warga Jabodetabek meninggal dalam peristiwa banjir. Berikut data yang dihimpun Fajar Indonesia Network dari BNPB dan berbagai sumber: 1.M Ali (82): Warga Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, korban diduga mengalami hipotermia. 2.Siti Hawa (72): Warga Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur diduga mengalami hipotermia. 3.Willi Surahman (43) Warga Kelurahan Cipinang Melayu Jakarta Timur diduga mengalami hipotermia. 4.Rumsinah (68): warga Jalan Al Barokah RT 07, RW 01, Kelurahan Pangkalan Jati Baru, Kecamatan Cinere Kota Depok korban tertimbun tanah longsor. 5.N (8): Warga Jalan Al Barokah RT 07, RW 01, Kelurahan Pangkalan Jati Baru, Kecamatan Cinere, Kota Depok menjadi korban tertimbun tanah longsor. 6.Amelia (27): Warga Jalan Al Barokah RT 07, RW 01 Kelurahan Pangkalan Jati Baru, Kecamatan Cinere Kota Depok menjadi korban tertimbun tanah longsor. 7.Marsdianto (20): Warga Perumahan Puri Citayam Permai 2, Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor karena terseret arus banjir saat aliran kali yang berada persis di depan rumahnya menjebol tanggul. 8.Arfiqo Alif (16): Warga Kemayoran, Jakarta Pusat Kesetrum listrik 9.Kusmiyati (30 thn): warga Tanah Sereal, Kota Bogor Jawa Barat sebagai korban tertimpa tanah longsor. Sumber: BNPB/Diolah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: