Ikuti Lomba Bank Sampah Kota Magelang Berhadiah 161 Juta

Ikuti Lomba Bank Sampah Kota Magelang Berhadiah 161 Juta

MAGELANGEKSPRES.COM, MASYARAKAT - menyambut antusias Lomba Bank Sampah 2021 di Kota Magelang. Lomba yang sempat ditiadakan karena pandemi Covid-19 di tahun 2020 itu, kini digelar lagi dengan hadiah yang lebih besar, mencapai Rp161 juta. Seluruh bank sampah yang ada di Kota Magelang berhak mengikuti lomba itu. Syaratnya, bank sampah tersebut harus terdaftar di induk bank sampah Kota Magelang. “Tentu kami menyambutnya dengan gembira. Dengan lomba ini diharapkan bank sampah Kota Magelang yang sempat turun perfomanya selama pandemi, bisa kembali bangkit,” kata Penasihat Kampung Organik Kartini, Kelurahan Wates, Magelang Utara, Berdiyanto, Rabu (16/6). Ia berharap, adanya lomba mampu membangkitkan semangat warga dan pengurus bank sampah, agar tetap melakukan aktivitas penanganan sampah seperti sebelumnya. Sebab, ia menilai jika bank sampah merupakan salah satu strategi pengelolaan sampah terbaik sejauh ini. “Harapannya 3R yaitu reuse, reduce, recycle, bisa terlaksana dengan baik, sehingga bisa mengurangi produksi sampah di Kota Magelang,” tuturnya. Hal senada juga diutarakan Sri Wahyuni, pegiat Bank Sampah Manunggal, Kampung Dumpoh, Potrobangsan, Magelang Utara. Menurutnya, peran bank sampah sangat tinggi dalam menjaga kebersihan dan reduksi sampah. “Selain itu masyarakat juga mendapat keuntungan dari bank sampah ini. Kita manfaatkan sampah supaya bernilai jual. Di samping mengurangi, bank sampah juga membuat sampah punya nilai ekonomi, bisa dimanfaatkan, bisa dijual,” terangnya. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang memang telah membuka lomba bank sampah tahun 2021. Tak hanya dinaikkan hadiahnya, kategorinya pun ditambah. Setidaknya ada 7 kategori yang dilombakan. Kasi Pengelolaan Sampah, Bidang Pengelolaan dan Penanganan Persampahan, DLH Kota Magelang, Budi Waluyo menjelaskan, ketujuh kategori itu meliputi Lomba Kampung Organik Tingkat Lanjut, Kampung Organik Tingkat Pemula, Lomba Bank Sampah Tingkat Lanjut, Bank Sampah Tingkat Pemula, Bank Sampah Perangkat Daerah, Bank Sampah Tingkat Sekolah, dan Lomba Daur Ulang. “Ada dua kategori lomba yaitu kampung organik dan bank sampah. Untuk bank sampah, kategori dibagi berdasarkan peserta yaitu masyarakat umum, perangkat daerah atau instansi, dan sekolah-sekolah,” jelasnya. Ia membenarkan bahwa hadiah yang akan diberikan tahun ini semakin besar mencapai Rp161 juta. Jika sebelumnya, hanya juara yang mendapatkan hadiah, kali ini juara harapan satu dan dua, juga disediakan hadiah. “Bedanya dengan tahun-tahun sebelumnya, sekarang ada juara 1,2,3 dan juara harapan 1,2. Jadi akan ada 5 juara di masing-masing kategori, sehingga kalau ditotal ada 35 juara yang berhak mendapatkan hadiah,” tandasnya. Budi menyebut saat ini, ada 124 bank sampah di Kota Magelang. Ia berharap seluruhnya meramaikan lomba tahunan itu. “Lomba ini sebenarnya hanya motivasi. Harapan kami, sampah bisa direduksi. Karena bank sampah dan kampung organik selalu menjadi strategi terbaik, untuk mengurangi produksi sampah,” jelasnya. Ia menjelaskan bahwa produksi sampah di Kota Magelang sekitar 80 ton per hari. Sementara keberadaan bank sampah dan kampung organik baru bisa mengurangi sebanyak 5 persen dari total produksi sampah. “Walaupun kecil namun dengan pengelolaan yang benar, saya yakin ke depan produksi sampah bisa terus dikurangi,” katanya. Pendaftaran lomba ini akan berakhir Agustus 2021 mendatang. Menurut Budi, beberapa kriteria yang akan dinilai adalah jumlah nasabah, kebersihan lingkungan, keaktifan pengurus, dan pelaporan. “Tim juri nanti akan terjun ke lokasi setiap peserta, tentunya dengan protokol kesehatan ketat. Nanti akan dilakukan wawancara dan pengamatan langsung,” ujarnya. Ketentuan lain yang wajib dipatuhi, kata Budi, semua peserta dilarang memberikan sambutan berlebihan yang dapat memicu kerumunan. Sebab saat ini masih dalam situasi pandemi. “Kalau ada yang menyambut kedatangan juri dengan kumpul-kumpul, apalagi menggelar sambutan berlebihan, pentas-pentas langsung kami diskualifikasi. Karena kami ingin penilaian itu berdasarkan objektivitas secara kontinyu, bukan tentatif saat tim penilai datang saja. Yang dibutuhkan di sini adalah komitmen dan kontinyuitas,” terangnya. (adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: