Imbas Covid-19, Pelaku Wisata di Wonosobo Banting Setir Geluti Sektor Pertanian
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Sudah hampir tiga pekan tempat wisata di Kabupaten Wonosobo tutup. Hal itu menyusul status tanggap darurat yang diberlakukan pemerintah daerah. Pelaku wisata kelimpungan. Padahal sektor wisata merupakan sektor andalan untuk menggenjot roda ekonomi kabupaten dingin ini. “Semua tiarap, semenjak ada kebijakan penutupan untuk memutus rantai penyebaran covid-19. Tidak ada tempat wisata yang buka, termasuk desa wisata,” ungkap Kabid Promosi Disparbud Wonosobo, Endang Lisdiyaningsih kemarin. Menurutnya, penyebaran virus corona benar-benar memukul para pelaku usaha sektor wisata di Kabupaten Wonosobo. Mereka yang mengandalkan pemasukan pendaptan dari sektor wisata, tiba-tiba kehilangan. “Ada banyak pelaku wisata, mulai dari biro, guide, jasa traveling, hotel dan home stay. Dampak yang lain tentu saja kuliner yang menudukung sektor tersebut,” imbuhnya. Dari infromasi yang ia terima, banyak pelaku wisata yang banting setir. Beralih mencari usaha lain seperti menjual hasil pertanian, menjual produk-produk pabrikan dan membuka usaha kuliner kecil-kecilan. “Kalau desa wisata sebaigan besar mengoptimalkan lahan pertanian mereka untuk bertahan,” ucapnya. Pihaknya berharap pandemi corona segera berlalu. Sehingga, ekonomi bisa kembali pulih. Selain itu, pemerintah untuk memperhatikan nasib para pelaku usaha sektor wisata yang terkena badai krisis dampak dari pandemi corona. Sementara itu, Pengelola Wisata Bukit Cinta Desa Maron, Muaris mengemukakan, pelaku wisata di Kabupaten Wonosobo menerima dampak dari pandemi corona, bagaimana tidak, usaha tempat sandaran mereka tiba-tiba ditutup. “Sektor wisata ini mengandalkan dari kunjungan. Itu artinya kalau tidak ada kunjungan berarti tidak ada pendapatan,” katanya. Menurutnya, banyak pelaku usaha wisata yang langsung mencari altenatif usaha yang lain, untuk bertahan, tapi itu tidak mudah. Sebab harus berangkat dari nol lagi. Di sisi lain perhatian pemerintah nampaknya belum signifikan menyentuh nasib para pelaku sektor wisata. “Sebelum muncul pandemi ini banyak pelaku usaha yang berinvestasi untuk peningkatan kualitas tempat wisata. Harapnya mereka akan panen saat libur lebaran nanti, tapi sekarang semua macet,” katanya. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: