Imbas Covid-19, Minyak Mentah RI Anjlok USD34,23 Barel

Imbas Covid-19, Minyak Mentah RI Anjlok USD34,23 Barel

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Pandemi virus corona atau Covid-19 yang tak kunjung berakhir menyebabkan harga minyak dunia tak mampu untuk naik. Kondisi ini menyebabkan harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) bulan Maret 2020 ikut menjadi turun. \"ICP Maret jadi USD 34,23/barel atau turun USD22,38/barel dari USD 56,61/barel pada Februari 2020,\" kata Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, dalam situs Kementerian ESDM, Minggu (5/4). Penurunan ICP tersebut, lanjut Agung, tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 79.K/12/MEM/2019 tentang Penerapan Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Maret 2019 yang efektif mulai berlaku sejak 1 April 2020. Dia menjelaskan, faktor utama penurunan ICP lantaran merebaknya wabah corona terutama di sebagian besar negara-negara produksi minyak mentah, sehingga menyebabkan mengalami penurunan produksi. \"Travel restriction di sejumlah negara turut mengakibatkan permintaan minyak global jadi menurun drastis,\" tutur dia. Sementara itu Direktur Riset Center of Reforms on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, sebetulnya momentum penurunan minyak dunia yang cukup dalam harus dimanfaatkan pemerintah untuk menjaga konsumsi masyarakat di tengah wabah Covid-19. \"Seiring dgn penurunan harga minyak dunia yang sangat tajam, Pertamina punya peluang untuk menurunkan harga BBM dan gas. Penurunan tersebut akan sangat membantu masyarakat di tengah tekanan wabah covid-19,\" ujar Piter kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (5/4). Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ariyo Irhamna menilai, di lain sisi anjloknya minyak dunia bisa memperbaiki neraca dagang migas. \"Sisi positifnya dari penurunan minyak dunia tentu saja berpotensi mengurangi atau memperbaiki neraca dagang migas,\" katanya kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (5/4). Kendati demikian, kata dia, importasi minyak mentah selama ini ke Indonesia terbilang cukup tinggi. \"Namun berapa persen penerimaan saya rasa akan cukup besar,\" ucap dia. Berdasarkan laporan dari International Energy Agency (IEA), proyeksi permintaan minyak mentah global di tahun 2020 akan turun sebesar 1,1 juta barel per hari menjadi 99,90 juta barel per hari. Di sisi lain, IEA mengungkapkan adanya peningkatan stok minyak mentah Amaerika Serikat pada bulan Maret 2020 sebesar 11,3 juta barel menjadi sebesar 455,4 juta barel dibandingkan bulan Februari 2020. Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan penurunan minyak dunia diakibatkan karena gagalnya pencapaian kesepakatan antara Rusia dan Arab Saudi. Selain itu karena wabah corona sehingga aktivitas ekonomi sejumlah negara terutama Cina menjadi tertanggu. “Di sisi lain, penerimaan kita utamanya dari sisi migas maupun penerimaan pajak yang lain pasti nanti akan juga mengalami tekanan kalau dari sisi komoditas harganya turun,” ujar bendahara negara ini.(din/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: