Investor Wait and See

Investor Wait and See

JAKARTA-Presiden Joko Widodo (berpakaian adat Bali) dan Ma\\\'ruf Amin mengapit Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri saat Kongres V PDIP di Bali, Kamis (8/8). Susunan kabinet Jokowi-Ma\\\'ruf Amin ditunggu-tunggu investor. (Raka Denny/Jawa Pos – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing (capital inflow) sampai dengan 8 Agustus 2019 sebesar Rp 179,6 triliun. Angka tersebut terdiri dari sebesar Rp 113,7 triliun berasal dari Surat Berharga Negara (SBN) dan sebesar Rp 65,9 triliun dari pasar saham. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan periode sama Juli 2019 yang telah mencapai Rp 192,5 triliun. Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengatakan, penurunan aliran modal asing banyak dipengaruhi oleh penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Alhasil, banyak investor yang memilih aset yang aman. Selain faktor penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), ia juga menyatakan perang dagang antara AS dan Tiongkok juga berpengaruh terhadap ekspektasi investor dalam jangka panjang. “Selain itu, aset yang berisiko tinggi seperti saham di sektor perkebunan dan pertambangan juga dilepas,” terangnya. INDEF, kata Bhima, memprediksi capital inflow yang masuk ke Indonesia masih akan bergerak dinamis. Bisa turun dan bisa naik melambat. Sebab, banyak investor masih menunggu kabinet baru yang akan ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin untuk pemerintahan 2019-2024. “Kelihatanya masih wait and see susunan kabinet baru,” katanya. “Baru paska 20 Oktober investasi ada peningkatan. Menteri teknis menjadi perhatian utama bagi investor karena berkaitan dengan kebijakan lima tahun ke depan,” tukasnya. Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan menurunnya aliran modal asing pada Agustus 2019 dinilai hal yang wajar. Perry bilang, salah satu faktor yang mempengaruhi keluarnya aliran modal ialah perang dagang AS-Tiongkok. “Faktor teknikal yang mempengaruhi ada aliran keluar, lalu masuk lagi, itu biasa. Karena memang investor itu ada yang disebut carry trade. Jadi kalau ada keluar masuk ya biasa,” kata Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (9/8) lalu. (jpg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: