Jalanan Kampung Kemirirejo Disulap Gambar 3D
MAGELANG TENGAH – Nuansa kampung RW 07 Kemirirejo, Magelang Tengah sangat berbeda sejak belakangan ini. Betapa tidak, karena jalanan di kampung itu lebih berwarna dan meriah dari biasanya, bahkan terkesan lebih nyeni. Berbeda dari kampung lain yang berlomba berhias dengan memasang aneka atribut kemerdekaan, seperti bendera, umbul-umbul, gapura, dan lampu warna-warni, kampung di RW 7 ini tak cukup dengan aksesori itu. Warga juga memberi sentuhan seni pada tembok dan aspal jalanan. Sejumlah tembok rumah dan sekolah dilukis dan diwarnai dengan apik bertemakan kemerdekaan serta lingkungan. Tak cukup itu, jalanan aspal pun dicat warna-warni yang membentuk gambar tiga dimensi (3D). Misalnya seperti jembatan penyebarangan, jeram, ikan, buaya, perahu, bola, handphone, permadani terbang, dan kodok menjadi gambar yang terlukis di atas aspal. Kesan tiga dimensi muncul ketika dipotret dengan sudut pengambilan gambar yang pas, sehingga gambar tampak lebih hidup. \"Ini ide warga sendiri yang tidak hanya menghias kampung dengan atribut 17-an, tapi juga melukis tembok dan aspal. Kebetulan, ada beberapa warga yang pintar menggambar, sehingga jadilah gambar yang apik ini,” ujar Ketua RW 7 Kelurahan Kemirirejo, Sardjono (70) saat ditemui, kemarin. Ide melukis jalan aspal ini, katanya, bermula ketika RW-nya mengadakan lomba K3 (kebersihan, keindahan, dan ketertiban) dalam rangka memperingati HUT ke-74 Republik Indonesia. Sebanyak 9 RT berlomba membuat wilayahnya bersih, indah, dan tertib. \"Dari 9 RT itu, RT 4 menjadi RT yang membuat gambar 3D di atas jalan kampung, selain juga membuat warna-warni lain agar 17 Agustus lebih semarak. RT 4 ini meraih juara 3, sedangkan juara 2 diraih RT 1, dan juara pertama RT 7,” katanya. Meski momen lomba K3 sudah selesai, warga tetap antusias meneruskan karya seni di atas aspal ini. Terlebih, karya seni ini sudah dipublikasikan di media sosial yang membuat banyak orang penasaran untuk datang. \"Sudah banyak warga luar kampung yang datang untuk foto-foto di lukisan 3D itu. Mereka tertarik datang, karena unik. Saya rasa perlu diteruskan dengan gambar yang bervariasi, sehingga makin banyak orang datang berkunjung dan berdampak positif bagi warga setempat,” jelasnya. Sementara itu, pelukis jalanan 3D di Kemirirejo Suratman (56) mengaku, sebenarnya ia tertarik menggambar jalan aspal ini bukan karena ikut lomba K3 di kampung. Ia hanya terpikirkan untuk membuat karya seni yang tidak biasa yang dapat menarik perhatian masyarakat. \"Kalau melukis di tembok barangkali biasa, maka saya coba di atas jalan. Memang ada daerah lain yang lebih dulu dikenal publik, tapi sebetulanya ide saya sudah lama. Baru sekarang bisa menuangkannya di atas jalan aspal,” ujarnya. (wid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: