Kejar Vaksin sampai Alat Diagnosis

Kejar Vaksin sampai Alat Diagnosis

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Indonesia tidak ketinggalan untuk melakukan pengembangan vaksin Covid – 19. Saat ini pemerintah dan Biofarma berkolaborasi tak hanya untuk vaksin tetapi juga alat diagnostik dan pemanfaatan bioplasma pasien sembuh. Pengembangan vaksin Covid-19 membutuhkan waktu yang panjang, pendanaan, kerja sama multipihak, regulasi serta kebijakan dari pemerintah. Biofarma telah memiliki pengalaman teknis pengembangan vaksin yang diakui Badan Dunia untuk Kesehatan atau WHO. Produk vaksin yang dihasilkan Biofarma telah digunakan oleh 130 negara. Menyikapi situasi pandemi Covid-19, Biofarma didukung penuh BPOM dalam pengembangan vaksin. Di samping vaksin, pemerintah juga mendukung pengembangan herbal untuk menangkal virus SARS-CoV-2. Pencegahan di tengah penyebaran wabah perlu secara masif dilakukan berbagai pihak. Perwakilan The Green Coco Island Wisnu menyampaikan usulan produk-produk untuk pencegahan Covid-19, yaitu Extra VCO (Virgin Coconut Oil). Herba ini dapat dimanfaatkan untu meningkatkan imunitas tubuh dengan meminumnya. Minyak juga mengandung flucare untuk melindungi nasopharynx (semprot hidung, mulut, dan mata) dan membersihkan diri menggunakan black soap untuk membunuh virus dalam 20 detik. Extra Virgin Coconut Oil (VCO) juga dapat diproses dengan metode pembekuan dari buah kelapa segar dengan suhu rendah 10 derajat. Extra VCO mengandung asam laurat dan asam kaprat untuk menghancurkan struktur dinding virus. Jadi VCO bermanfaat sebagai anti viral dan anti bakteri. VCO bukan merupakan obat tapi sebagai suplemen tambahan yaitu makanan esensial yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh. Penelitian mengenai VCO banyak didukung oleh jurnal ilmiah global (German Cancer Research Center, US) serta saat ini sedang diteliti oleh Filipina bersama WHO. ”Walaupun VCO sudah terdaftar di BPOM, namun belum dilakukan uji klinis dan empiris untuk ditetapkan sebagai OHT (Obat Herbal Terstandar) atau fitofarmaka,” ujar Wisnu. Fitofarmaka merujuk pada tahapan herbal yang sudah diujikan ke manusia dan telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik serta bahan baku dan produk terstandarisasi. Sementara itu, perwakilan BPOM Tepi menyampaikan bahwa pihaknya sudah meluncurkan buku inventori Coronavirus disease dan dalam waktu dekat akan meluncurkan dua buku terkait buku pedoman herbal dan suplemen kesehatan menghadapi Covid-19 yang sudah terdaftar di badan POM.Terkait dengan pengembangan vaksin dan produk herbal, sinergi sektor lintas dari pemerintah dibutuhkan untuk mendukung pengembangan itu. ”Pengembangan vaksin dan obat bersumber dari kearifan lokal membutuhkan sinergi pemerintah dengan laboratorium-laboratorium dan industri farmasi, BUMN dan swasta,” ujar Deputi Bidang Sistem Nasional Wantannas Toto Siswanto dalam diskusi ruang digital dengan topik Strategi Penanganan Covid-19 Melalui Pengembangan vaksin dan Obat Herbal, pada Kamis (23/4). Toto menambahkan bahwa kolaborasi multipihak dibutuhkan untuk pendanaan dan pengujiannya. Di sisi lain, BNPB memandang bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah terkait rempah-rempah dan kelapa, yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian dan pengembangan herbal. Perkembangan di masyarakat bahwa rempah-rempah dan kelapa berkhasiat sebagai pengobatan herbal namun belum dianggap sebagai obat. Inisiatif dari masyarakat untuk pencegahan dan pengobatan Covid-19 itu, perlu disambut baik oleh Pemerintah dan memberikan dukungan.Pembahasan mengenai strategi pengembangan vaksin Covid-19 dan herbal terangkum dalam diskusi virtual yang diselenggarakan BNPB dan Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas). Diskusi melibatkan kementerian, lembaga, perguruan tinggi dan praktisi kebencanaan. Sementara itu hingga Kamis (23/4) pukul 20.00 WIB sudah ada 960 pasien di Tanah Air yang dinyatakan sembuh dari 7.775 yang terkonfirmasi positif Covid-19. Data tersebut menunjukkan penambahan bila dibandingkan dengan data Selasa (21/4) pukul 12.00 WIB, yaitu jumlah kasus positif bertambah 357 orang, pasien sembuh bertambah 47 orang, dan pasien meninggal bertambah 11 orang. ”Untuk pasien yang meninggal sebanyak 647 kasus. Jumlah pasien dalam pengawasan sebanyak 18.283 orang dan orang dalam pemantauan sebanyak 195.948 orang,” terang Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di Graha BNPB sebagaimana disiarkan secara daring yang dipantau di Jakarta, Kamis (23/4). Yurianto menjelaskan seluruh provinsi di Indonesia sudah terdampak kasus Covid-19, sedangkan kabupaten/kota yang terdampak sebanyak 267 kabupaten/kota. Penambahan kasus positif COVID-19 terjadi di DKI Jakarta (133 kasus), Jawa Tengah (59 kasus), Jawa Timur (26 kasus), Jawa Barat (22 kasus), Kalimantan Barat (19 kasus), Bali (15 kasus), Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Barat (masing-masing 15 kasus), Sulawesi Utara dan Lampung (masing-masing 11 kasus), Sulawesi Selatan (10 kasus). Kemudian, Kalimatan Selatan dan Papua (masing-masing tujuh kasus), Kalimantam Timur, Sumatera Barat, dan Papua Barat (masing-masing lima kasus), Sumatera Selatan (empat kasus), Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan Maluku Utara (masing-masing dua kasus), serta Bangka Belitung, Jogjakarta, Jambi, Kalimantan Selatan, dan Riau (masing-masing satu kasus). Sedangkan penambahan pasien sembuh terjadi di Jawa Timur (11 orang), Bali dan Jawa Barat (masing-masing delapan orang), Sulawesi Selatan (lima orang), DKI Jakarta dan Papua (empat orang), Sumatera Barat (tiga orang), Jogjakarta dan Nusa Tenggara Barat (masing-masing dua orang). Penambahan pasien meninggal terjadi di Sulawesi Selatan (empat orang), Jawa Barat (tiga orang), Jawa Timur (dua orang), serta Sumatera Barat dan Sumatera Utara (masing-masing satu orang). Pemerintah sendiri telah melakukan pemeriksaan usapan rongga mulut dengan berbagai jenis spesimen mencapai 59.935 spesimen terhadap 48.647 orang yang dilakukan oleh 43 laboratorium. Terhadap pemeriksaan tersebut, 7.775 orang dinyatakan positif COVID-19, sedangkan 40.872 orang dinyatakan negatif. Provinsi dengan kasus terbanyak adalah DKI Jakarta dengan jumlah kasus positif 3.517 orang, 326 pasien sembuh, dan 301 pasien meninggal dunia. Setelah DKI Jakarta, provinsi yang menempati posisi kedua dengan jumlah kasus terbanyak adalah Jawa Barat dengan jumlah kasus positif 784 orang, 87 pasien sembuh, dan 74 pasien meninggal. Sementara itu Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, merawat sebanyak 605 pasien positif Covid-19. Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya Yudo Margono dalam keterangan persnya, Kamis, menyebutkan RSD Wisma Atlet merawat inap total sebanyak 694 pasien. Total pasien tersebut terbagi atas 397 pria dan 297 perempuan, dengan perincian sebanyak 605 orang berstatus positif Covid-19, 75 orang pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) 14 pasien. Merujuk data tersebut, jumlah pasien yang menjalani rawat inap di RSD Wisma Atlet bertambah 42 orang dibandingkan dengan data Rabu, 22 April 2020 yang tercatat sebanyak 652 pasien. Pasien yang berstatus positif Covid-19 yang menjalani perawatan di Wisma Atlet bertambah 46 orang menjadi 605 pasien dari sebelumnya 559 pasien. Jumlah pasien dengan status PDP berkurang lima orang dari 80 orang menjadi 75 orang, kemudian pasien ODP bertambah satu orang dari 13 pasien menjadi 14 pasien. Terpisah, sebanyak 13 kru KM Ciremai terindikasi Covid-19 setelah pemeriksaan kesehatan serta rapid test yang dilaksanakan bersama dengan KKP Tanjung Priok di Ruang Tunggu Terminal Penumpang Nusantarapura Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (22/4). ”Berdasarkan hasil pemeriksaan, sebanyak 13 kru terindikasi Covid-19 dan kini telah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit,” kata Kepala Kesekretariatan PT Pelni (Persero) Yahya Kuncoro dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (23/4). Sedangkan 101 kru lainnya yang terindikasi negatif akan melakukan isolasi secara mandiri di atas kapal dengan pengawasan yang ketat dari manajemen dan KKP Tanjung Priok. Selama melaksanakan isolasi di atas kapal, seluruh kru telah diinstruksikan untuk tetap melaksanakan pola hidup bersih dan sehat sesuai yang dianjurkan oleh World Health Organization (HHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia WHO dan Kementerian Kesehatan, serta memanfaatkan waktu berlabuh atau portstay untuk mengatur pola aktifitas dan istirahat guna meningkatkan imunitas dan daya tahan tubuh di tengah pandemi Covid-19. Yahya menambahkan manajemen terus meningkatkan pengawasan terhadap kesehatan seluruh petugas kapal (nakhoda dan ABK) sesuai dengan pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) dalam hal penanganan Covid-19 pada seluruh armada kapalnya. Manajemen juga akan terus memantau perkembangan kesehatan seluruh kru setiap harinya. Kapal direncanakan akan melakukan portstay dan karantina selama 14 hari ke depan dan akan dievaluasi perkembangannya kemudian. Saat ini posisi kapal tengah berlabuh (portstay) di Luar Dam Pelabuhan Tanjung Priok. ”Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh otoritas yang terlibat dalam melakukan pengawasan dan penjagaan terhadap kru kami yang melakukan isolasi mandiri di kapal,” tambahnya. KM Ciremai merupakan salah satu kapal penumpang milik PT Pelni (Persero) dengan kapasitas 2000 pax. Kapal juga dapat mengangkut muatan kontainer serta kendaraan. Di tengah pandemi COVID-19, kapal dijadwalkan melayani rute Tanjung Priok-Surabaya-Makassar-Baubau-Sorong-Biak-Jayapura-Biak-Sorong-Namlea-Baubau-Makassar-Surabaya-Tanjung Priok. ”Kapal akan Omisi Manokwari dan deviasi ke Namlea,” tutup Yahya. (fin/ful)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: