Kembangkan Kopi dan Buka Jalur Pendakian Gunung Bismo

Kembangkan Kopi dan Buka Jalur Pendakian Gunung Bismo

WONOSOBO- Desa Slukatan Kecamatan Mojotengah dikenal memiliki banyak potensi, pemerintah desa didorong mengembangkan potensi tersebut, untuk memajukan masyarakat desa setempat, utamanya peningkatan ekonomi. Pemerintahan desa setempat mendata, setidaknya ada 11 potensi unggalan di desa lereng Gunung Bismo itu. Dua diantaranya adalah potensi di sektor perkebunan kopi dan pengembangan wisata alam pegunungan. Untuk pengembangan kopi, Desa Slukatan sudah dikenal sejak zaman colonial. Bahkan, kopi jenis arabica yang di tanam di Desa  Slukatan dikenal hingga di beberapa negara Eropa. Pemerintah kabupaten telah berupaya mendorong masyarakat setempat untuk kembali memproduksi kopi slukatan. Sedangkan untuk pengembangan wisata alam, baru-baru ini, Pemerintah Desa Slukatan bersama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Merdi Makmur Desa Slukatan membuka Jalur Pendakian Gunung Bismo lewat Silandak. Jalur tersebut  resmi dibuka Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Jalur pendakian dari Dusun Silandak ini sudah lima tahun berjalan namun belum dikelola secara resmi, maka dengan diresmikannya jalur ini pendakian Gunung Bismo akan terkelola secara lebih serius dan profesional. Gunung Bismo merupakan salah satu dari jajaran gunung di Dataran Tinggi Dieng. Dataran Tinggi Dieng, khususnya di Kabupaten Wonosobo, terdapat beberapa gunung  seperti gunung seperti Gunung Prau 3.387 mdpl, Gunung Pakuwaja 2.595 mdpl, Gunung Sikunir2.463 mdpl, Gunung Bismo 2.365 mdpl, Gunung Sikunang 2.300 mdpl, Gunung Seroja 2275 mdpl, dan Gunung Sidede 2.231 mdpl. Adapun gunung lain di Wonosobo yang cukup terkenal seperti Gunung Sindoro 3.150 mdpl dan Gunung Sumbing 2.565 mdpl. Masing-masing dari gunung tersebut memiliki bentang alam yang berbeda-beda. Sehingga, tiap gunung memiliki potensi wisata yang berbeda-beda. Jalur pendakian Gunung Bismo via Silandak memiliki empat pos untuk mencapai puncak Gunung Bismo. keempat pos tersebut yaitu pos 1 batas hutan dewabrata, pos 2 hutan pakis ganggaputra, pos 3 sigandul pitamaha, pos 4  camp area swetaria. Tiap pos memiliki bentang alam dan pemandangan yang berbeda-beda. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam kesempatan tersebut mengatakan, kegiatan pendakian di Gunung Bismo harus disikapi dengan memahami potensi dan dampak yang akan terjadi khususnya mengenai keamanan dan keselamatan kegiatan pendakian. Selain itu, Ganjar menambahkan, pentingnya menjaga kebersihan di kawasan pendakian dan menekankan agar pendaki harus membawa kembali sampahnya. Ganjar menambahkan, banyak hal yang bisa dikembangkan di lokasi itu. Misalnya wisata alam, kuliner, tempat ngecamp atau agrowisata. Kalau ini dikelola dengan baik, maka masyarakat akan mendapat berkah. Sementara itu Wakil Bupati Wonosobo Agus Subagiyo, menghargai adanya kegiatan pendakian di Gunung Bismo sebagai bukti kreatifitas masyarakat Desa Slukatan atas anugerah kekayaan alam Gunung Bismo. Agus berharap, adanya kegiatan pendakian ini dapat mendorong tumbuhnya ekonomi masyarakat. Salah satunya melalui pengembangan produk souvenir. Kepala Desa Slukatan, M Saekhu mengatakan, pemerintah desa berkomitmen kuat mengembangkan potensi Desa Slukatan. Diantaranya pengembangan lebih lanjut produksi kopi slukatan dan pengembangan sektor wisata alam. “Pengembangan potensi tersebut seiring dengan keinginan masyrakat. Bahkan  pembuatan jalur pendakian Gunung Bismo itu muncul dari masyarakat, khususnya generasi muda. Mereka ingin agar ada jalur pendakian di desa tersebut untuk mengoptimalkan potensi desa yang sangat besar. Pihaknya  berharap agar Pemkab Wonosobo segera membantu merealisasikan perbaikan jalan dari Desa Kebrengan hingga menuju Desa Slukatan. Harapannya, wisatawan yang akan datang ke Desa Slukatan maupun ke Gunung Bismo bisa bertambah dan tidak terkendala dengan jalan yang rusak parah. (gus/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: