Kemeriahan Karaval Pembangunan Peringatan HUT ke-74 RI di Kota Magelang
GEGAP gempita perayaan hari kemerdekaan RI ke-74 di Kota Magelang makin terasa saat Karnaval Pembangunan yang disaksikan puluhan ribuan warga digelar Minggu (8/9). Tradisi tahunan yang dipusatkan di Jalan A Yani, Alun-alun Kota Magelang, Jalan Pemuda, hingga Jalan Tidar tersebut setidaknya diramaikan oleh 120 peserta karnaval. Mereka terdiri dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kecamatan, Kelurahan, BUMD, BUMN, intansi sekolah, swasta, dan lainnya. Penampilan yang riuh seringkali membuat sorak sorai para penonton yang hadir meski terik matahari begitu menyengat. Siang itu, waktu sudah lewat dari pukul 13.00 WIB gong karnaval pun dibunyikan. Menjadi awalan karnaval yaitu drama teatrikal Pangeran Diponegoro. Drama berjudul Istanaku Di Hati Setiap Rakyat ini bercerita seputar perjuangan Sang Pangeran dalam melawan Belanda. Walikota Magelang, Sigit Widyonindito dan wakilnya, Windarti Agustina terlibat langsung dalam teatrikal selama sekitar 15 menit ini. Terlibat pula sejumlah pejabat dan kepala OPD dengan arahan sutradara Susilo Anggoro. Sigit berperan sebagai Pangeran Diponegoro yang penuh semangat berperang melawan Belanda. Ia memakai kostum serba putih lengkap dengan surban. Sedangkan Windarti Agustina berperan sebagai Ratu Ageng yang mendapat mandat dari Pangeran Sepuh Mangkubumi untuk mengasuh Pangeran Diponegoro kecil bernama RM Mustohar. Fragmen demi fragmen ditampilkan para pemain drama teatrikal. Bermula dari kehidupan yang damai berubah menjadi rusak ketika dijajah oleh Belanda (sekitar tahun 1808-1825). Sampai akhirnya Pangeran Diponegoro pata tahun 1825 membakar semangat rakyat untuk melawan Belanda. Perang berlangsung sekitar dua tahun, dan rakyat berhasil meraih kemenangan. Diceritakan jika ribuan tentara Belanda tewas dan kerugian mencapai jutaa gulden. Sampai akhirnya tahun 1826, Pangeran Diponegoro dinobatkan sebagai Sultan dengan gelar Sultan Ngabdulchamid Eru Cokro Sayidin Panotogomo Kalifatullah Ing Tanah Jawa. ”Aku terima amanah dan gelar ini. Tapi, aku bukan sultan pemilik tahta, tapi aku sultan pemimpin perjuangan dan istanaku berada di hati setiap rakyat,” ujar Pangeran Diponegoro (Sigit) yang terlihat begitu menikmati perannya sambil menaiki kuda. Sebelum pentas, Sigit mengaku susah tidur karena memikirkan drama teatrikal ini. Terlebih menaiki kuda betulan yang tidak bisa diam selama pementasan. Namun, mengingat perjuangan Pangeran Diponegoro melawan Belanda, ia tetap semangat memerankannya. ”Saya bersama bu wakil (Wakil Walikota Windarti Agustina), melakukan ini semua untuk inspirasi bagi kita terkait perjuangan Pangeran Diponegoro. Saya mengajak agar kita bisa mengisi kemerdekaan RI ini dengan upaya-upaya positif membangun daerah,” kata Sigit. Di barisan kedua, tampak belasan pemuda pemudi Kota Magelang membawa bendera merah putih disusul pembawa foto mantan Walikota Magelang dari masa ke masa. Saking banyaknya peserta yang turut meramaikan tardisi Karnaval Pembangunan, panitia HUT RI di Kota Magelang pun terpaksa meniadakan perfomance dari para peserta. Padahal, para peserta sudah berlatih selama beberapa hari, sebelum ajang ini dibuka. Tidak hanya mobil hias, Karnaval Pembangunan juga diramaikan dengan penampilan tarian tradisional, marching band, dan lain sebagainya. Ribuan warga yang sudah menunggu di belakang pagar pembatas pun tak menurun semangatnya walaupun hari semakin gelap. Ketua Panitia Karnaval Pembangunan tahun 2019, Agus Sujito mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan untuk meramaikan peringatan Hari Kemerdekaan RI. ”Selain itu, juga untuk sarana memperkenalkan/promosi segala potensi yang ada di Kota Magelang. Termasuk berbagai karya seni budaya,” katanya. Adapun rute kirab budaya tahun ini dimulai dari Jalan A Yani, kemudian ke sisi Timur Alun-alun Magelang, menuju kawasan Pecinan, Jalan Pemuda dan berakhir di Jalan Tidar. ”Memang baru kali ini karnal diawali dengan fragmen drama teatrikal yang menceritakan perjuangan Pangeran Diponegoro. Selama 15 menit, drama berhasil menarik perhatian ribuan penonton yang memadati area alun-alun,” ucap Agus. Dalam karnaval pembangunan tingkat Kota Magelang ini akan dinilai tampilan masing-masing untuk memperebutkan trofi kategori OPD, sekolah, kecamatan/kelurahan dan kategori umum/swasta dan perusahaan. (adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: