Kesadaran Pajak Tinggi, Sigit : Bukti Masyarakat Makin Percaya Pemerintah

Kesadaran Pajak Tinggi, Sigit : Bukti Masyarakat Makin Percaya Pemerintah

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Walikota Magelang, Sigit Widyonindito memberikan apresiasi tinggi kepada warganya, karena setiap tahun tingkat kesadaran membayar pajak terus meningkat. Pada penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Pedesaan (PBB-P2) saja, selalu melebihi target. ”Kesadaran masyarakat membayar pajak, salah satunya PBB P2 ini terus meningkat sejak 10 tahun terakhir. Ini artinya bahwa masyarakat selalu bersinergi untuk mengembangkan Kota Magelang ini secara bersama-sama,” kata Sigit, saat menghadiri Musyawarah Lokal (Muslok) ke XIV Tahun 2020 Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) Kota Magelang, belum lama ini. Ia menyebutkan, penerimaan PBB P2 Kota Magelang, selama 6 tahun selalu di atas 100 persen. Menurutnya, wajib pajak patuh dan disiplin membayar pajak sebelum jatuh tempo. Tak ayal, Pemkot Magelang pun senantiasa memberikan hadiah kepada wajib pajak yang taat tersebut. ”Seperti 5-6 tahun yang lalu, sampai sekarang, konsitensi penerimaan pajak kita terus meningkat. Capaiannya bukan 100 persen, tapi 115 persen, 117 persen. Bahkan, ketika dicanangkan target pada Maret-April, sebelum akhir tahun pajaknya sudah lunas semuanya,” ungkapnya. Menurutnya, dari penerimaan PBB itu menunjukkan bahwa masyarakat Kota Magelang memiliki kesadaran dalam membangun kotanya. Sebab, dana yang dibayarkan akan kembali kepada masyarakat melalui berbagai fasilitas, seperti sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan lain sebagainya. Baca Juga Bersaing, Aji dan Aziz Tetap Ngobrol Santai ”Masyarakat mempunyai kesadaran dan berperan aktif membangun Kota Magelang. Uang pajak mereka kembali kepada mereka. Di Kota Magelang hampir tidak ada jalan yang berlobang, pelayanan kesehatan gratis, tidak usah PNS, tidak usah pegawai, tidak usah polisi, TNI, swasta pun gratis,” ungkap Sigit. Salah satu kemajuan ini tidak lepas dari sinergi masyarakat, tidak terkecuali komunitas atau organisasi seperti Orari ini. Ia pun memberikan apresiasi atas kontribusi pemikiran Orari yang disampaikan melalui udara (radio). ”Membangun Kota Magelang ini tidak gampang dan saya tidak bisa sendiri. Semua elemen masyakarat ikut di dalamnya, mengajak kebaikan, mengajak tertib, mengajak bersih, saya dibantu oleh Orari melalui udara,” paparnya. Hal ini, imbuh Sigit, kemajuan Kota Magelang tidak terlepas dari masyarakat, termasuk organisasi lainya. Sigit menilai bahwa perkembangan Kota Sejuta Bunga sangat signifikan terlebih dalam kurun waktu satu dekade terakhir. ”Kota kita tadinya begitu, sekarang Alhamdulillah kalau saya boleh mengklaim selama 10 tahun ini pergerakan cukup membanggakan,” imbuhnya. Pihaknya masih memiliki cita-cita menjadikan Kota Magelang sebagai satelitnya Jawa Tengah. Tagline seperti ”Singapuranya Jawa Tengah” sangat realistis, karena kata Sigit, kota ini sangat potensi, meski minim sumber daya alamnya. ”Kita tidak punya SDA, tetapi memiliki potensi destinasi wisata dunia yakni Candi Borobudur di Kabupaten Magelang. Kita berada di tengah-tengahnya sehingga sangat cocok bila dijadikan satelit wisata, ataupun Singapura Jawa Tengah,” tandasnya. Sementara itu, Ketua Orari Daerah Jawa Tengah, Praharto menyampaikan, anggota Orari harus ikut bergerak dan terlibat melayani Indonesia dan daerah masing-masing. Ia meminta Orari lokal Magelang menjadi miniatur Orari Daerah Jawa Tengah yang sudah rukun. ”Saya mengharapkan hasil muslok ini nanti dapat menggambarkan miniatur kebersamaan, kemudian untuk Orari Lokal Magelang bisa mengikutinya. Saya berharap ke depan dapat membekali aturan yang dibuat pemerintah dan aturan yang dibuat organisasi kepada semua anggota di lokal,” katanya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: