Ketum DPN APTI Sikapi Pernyataan dr Reisa, Merokok Lebih Berbahaya dari Covid-19

Ketum DPN APTI Sikapi Pernyataan dr Reisa, Merokok Lebih Berbahaya dari Covid-19

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG - Menyikapi pernyataan dokter yang juga presenter, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPN APTI) Agus Parmuji mengatakan bahwa peryataan dokter Reisa di media (12/6),terkait faktor resiko kematian akibat rokok lebih berbahaya dari pada Covid-19 mengandung makna bersayap. \"Juru bicara pemerintah untuk Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro membandingkan tingkat kematian antara merokok dan penyakit yang berasal dari virus corona jenis baru. Menurutnya, bahaya merokok jauh lebih parah dibanding Covid-19, itu pernyataan sikap dari seorang juru bicara,\" katanya, kemarin. Menurut Agus Parmuji, pernyataan dokter berparas ayu itu sama saja mengaburkan konsentrasi masyarakat tentang upaya untuk mencegah penularan virus corona. \"Dan juga melemahkan program pemerintah tentang program penanaman kesadaran pribadi berkaitan dengan protokol kesehatan bahkan cenderung berdampak melawan terhadap gencarnya sosialisasi pemerintah,\" tegas Agus. Agus Parmuji yang merupakan petani tembakau menyarankan dr Reisa wajib belajar filosofi orang Jawa tentang “Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka” (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka). \"Artinya Anda salah arah dalam mendalami ilmu penanganan Covid-19 yang mana malah membenturkan dengan resiko bahaya yang lain tanpa informasi pengelompokan atau mitigasi bahaya yang jelas dan dampak yang jelas,\" terangnya. Agus menegaskan kembali bahwa pandangan dr Reisa tentang paparan bahaya COVID-19 yang sudah memporakporandakan banyak negara sudah tertutup oleh konspirasi bisnis nikotin atau konspirasi anti tembakau. \"Perlu kami sampaikan ketika Anda menyebut rokok lebih berbahaya daripada penyebaran bahaya Covid-19 itu agak curang dalam menyampaikan informasi,\" imbuhnya. Sederhananya dengan adanya durasi kedatangan Covid-19 di negara Indonesia yang baru 3 bulan sudah membingungkan negara dan menghabiskan banyak anggaran, berbeda dengan paparan rokok malah negara diuntungkan dengan pundi-pundi pemasukan cukai bahkan sangat berdampak baik terhadap sektor perputaran ekonomi lokal pedesaan. Lebih lanjut Agus menyatakan, mengingat sebatang rokok mengandung bahan baku nasional yaitu tembakau, maka dengan pernyataan dr Reisa di media beberapa waktu lalu sangat mendiskreditkan dan menyakiti hati petani tembakau sebagai komponen bangsa, dimana pihaknya sampai saat ini masih menggantungkan penyerapannya oleh industri tembakau nasional. Agus mempertanyakan apakah pernyataan dr Reisa kemarin mengandung maksud lain atau hanya untuk mengaburkan kurang maksimalnya dalam membantu negara menangani wabah corona atau ada channel konspirasi internasional? \"Apabila bu dokter Reisa ingin mendalami ilmu tembakau dan ekonomi pedesaan, monggo ibu datang ke tempat kami atau kami yang sowan ke ibu,\" pungkasnya.(set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: