Kurang Daya Tampung, Akper Purworejo Bangun Gedung Baru
MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO - Minat menempuh studi D3 Keperawatan di Akademi Keperawatan (Akper) Pemerintah Kabupaten Purworejo terus meningkat hingga mengakibatkan kurangnya daya tampung mahasiswa. Kondisi itu disikapi dengan membangun gedung baru setinggi 3 lantai. Pembangunan ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Ketua Yayasan Manggala Praja Adi Purwa Purworejo, Bambang Aryawan, bersama Dewan Pembina Yayasan, Muh Wuryanto, dan Direktur Akper, Wahidin, Jumat (27/12). “Rencana akan dibangun 3 lantai dan ditargetkan selesai pada 31 Agustus 2020. Lantai 1 untuk perkantoran, lantai 2 untuk auditorium, dan lantai 3 untuk ruang perkuliahan,\" kata Bambang Aryawan. Muh Wuryanto menyebut, pembangunan gedung menelan anggaran sekitar Rp2,5 miliar. Pebayarannya dilakukan secara bertahap dengan sistem termin 50 persen terlebih dahulu dan sisanya dibayarkan jika pekerjaan selesai 100 persen. “Penambahan fasilitas gedung ini menjadi bentuk dukungan agar Akper Pemkab Purworejo ini semakin berkembang dengan menambah daya tampung dan pelayanannya,” sebutnya. Direktur Utama Akper Purworejo, Wahidin, menjelaskan bahwa Akper Pemkab Purworejo saat ini memiliki total 231 mahasiswa. Mereka tidak hanya dari Purworejo, melainkan juga sejumlah kabupaten sekitar hingga luar Pulau Jawa. \"Tahun kemarin kami hanya menerima mahasiswa baru 100 orang, terpaksa kami menolak pendaftar karena kapasitas gedung yang tidak memadai. Tahun depan kami menargetkan penerimaan mahasiswa baru sebanyak 200 orang,\" jelasnya. Wahidin menambahkan, selain peningkatan fasilitas, jalinan kerja sama juga terus diperluas. Bahkan, Akper juga telah bekerja sama dengan berbagai fasilitas kesehatan di luar negeri, seperti Jepang dan Filiphina. Kerja sama dengan Filiphina meliputi pertukaran mahasiswa guna penelitian dan pendidikan. Sementara untuk RS di Jepang adalah penyaluran lulusan Akper ke RS di Jepang. Saat ini Akper telah mengirimkan 2 orang untuk bekerja sebagai perawat di Jepang. \"Peluang lulusan Akper kerja di Jepang sangat tinggi, tetapi hambatannya adalah para orang tua dari mahasiswa yang tidak mengizinkan anaknya bekerja di luar negeri,\" imbuhnya. (top)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: