Lampu Hijau untuk Gerindra
MAGELANGEKSPRES.COM, JAKARTA - Sinyal bergabungnya Partai Gerindra ke dalam koalisi pemerintah semakin terang benderang. Pertemuan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo ke kediaman Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri pada Rabu (24/7) mengisyaratkan, jika Gerindra siap mendukung pemerintahan Jokowi-Ma\\\'ruf Amin. Megawati juga membuka pintu kepada Prabowo. Usai pertemuan, Megawati mengatakan tidak ada kata oposisi dan koalisi. Semuanya harus bersatu membangun negeri. \"Mari kita sama-sama membangun. Perbedaan politik adalah hal biasa,\" ujar Megawati di kediamannya di Jl Teuku Umar, Jakarta Pusat, Rabu (24/7). Dalam konferensi pers kemarin, isyarat \"Politik Nasi Goreng\" yang dilontarkan Megawati bisa dimaknai tak ada makan siang gratis. Sejumlah syarat diprediksi harus dipatuhi Prabowo jika ingin bergabung dengan pemerintahan Jokowi-Ma\\\'ruf Amin lima tahun ke depan. Pakar Komunkasi Politik Emrus Sihombing mengatakan, bertemunya dua tokoh politik senior tersebut dipastikan membicarakan kondisi politik terkini. \"Analoginya, jika dua orang dokter bertemu pasti berbicara tentang kesehatan. Kalau dua politisi bertemu mereka akan membicarakan urusan politik,\" ujar Emrus kepada Fajar Indonesia Network (FIN) di Jakarta, Rabu (24/7). Akademisi Universitas Pelita Harapan ini menjelaskan, selain sebagai politisi, pertemuan tersebut adalah pertemuan dua sahabat dekat. Keduanya diketahui pernah berjuang sebagai capres dan cawapres pada Pemilu 2009. \"Kalau ketemu sudah bicara nasi goreng, berarti masing-masing mengatahui selera. Pembicaraan tidak sekadar pembicaraan sahabat. Dari sisi aspek psikologi komunikasi, pasti akan berbicara politik,\" imbuhnya. Emrus menambahkan, wacana publik juga mengarah kepada susunan kabinet yang belum terang benderang. Dia menilai, hal tersebut juga dibahas meskipun belum secara mendalam. Usai makan siang, Megawati mengatakan pertemuannya dengan Prabowo seharusnya berlangsung beberapa waktu lalu. Prabowo sudah sering menanyakan waktu pertemuan. Namun, keduanya masih direpotkan dengan urusan pemilu dan internal partai masing-masing. \"Karena katanya nasi goreng yang saya buat itu enak sekali. Ternyata dibuktikan beliau semua yang hadir. Mereka bilang, ya emang enak ya bu, sering-sering diundang untuk makan nasi goreng,\" ucap Mega. Dia meminta Prabowo terus berkomunikasi dan berdiskusi dengannya. Megawati mengaku siap membantu Prabowo jika memang dibutuhkan. \"Silakan datang ke tempat saya kapanpun juga. Begitu juga kalau Mas Bowo ingin bertemu presiden. Kalau memang saya diminta untuk menyampaikan ya saya sampaikan. Tapi sebaiknya Mas Bowo ngomong sendiri dengan Pak Jokowi. Pasti akan diterima beliau dengan baik,\" terangnya.Selain itu, Megawati juga mengundang Prabowo untuk hadir di acara Kongres PDIP ke 5 di bali pada Agustus mendatang. Sementara Prabowo mengatakan, dirinya selalu mendapat perlakuan baik dari PDIP. Khususnya Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum. \"Saya selalu merasa dapat penghormatan dan perlakuan baik dari sejak dulu,\" tutur Prabowo. Mantan Danjen Kopassus ini mengakui dirinya memiliki prinsip politik yang berbeda. Langkah yang ditempuh pun kerap berseberangan dengan Megawati. Misalnya pada Pilpres 2014. Prabowo memutuskan untuk berpasangan dengan Hatta Radjasa melawan Jokowi-Jusuf Kalla yang diusung PDIP. Namun, Prabowo menegaskan dirinya ingin menjadi warga negara yang baik dan berguna bagi bangsa Indonesia. Begitu pula Megawati. Prabowo yakin dirinya dan Megawati memiliki pandangan yang sama. Yakni memajukan bangsa Indonesia. \"Karena yang utama kami sama-sama patriot. Komitmen terhadap NKRI harga mati. Perbedaan itu biasa. Tapi di ujungnya selalu ingin melanjutkan menyambung tali persaudaraan dan hubungan yang rukun. Sehingga kita bisa membantu mengatasi masalah kebangsaan,\" papar Prabowo. Merasa sudah dijamu dengan baik, Prabowo membalas mengundang Megawati jalan-jalan ke Hambalang. \"Terima kasih nasi gorengnya Bu. Kami giliran menunggu Ibu jalan-jalan ke Hambalang,\" ucap Prabowo. Terpisah, pengamat politik Ujang Komarudin memprediksi jika Prabowo nantinya akan bertemu dengan sejumlah ketua partai koalisi. Hal ini dimaksudkan untuk membahas lebih lanjut terkait power sharing jika Gerindra bergabung. \"Meskipun presiden memiliki hak prerogatif, partai koalisi yang sejak awal mendukung Jokowi tentu tak semudah membalikkan telapak tangan menerima Gerindra. Mereka sudah berkeringat bahkan berdarah-darah. Kesepakatan awal tentu harus dipenuhi. Termasuk jatah menteri yang telah disepakati sebelumnya,\" jelas Ujang. Direktur Eksekutif Indonesia Poltical Review ini menambahkan, jika Gerindra bergabung, maka jatah menteri partai koalisi tentu akan berkurang. Hal inilah yang perlu dibahas lebih lanjut. Sehingga terjadi kesepakatan di antara semua pihak. (khf/fin/rh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: