Menag Pimpin Delegasi Amirul Hajj Terbang ke Tanah Suci

Menag Pimpin Delegasi Amirul Hajj Terbang ke Tanah Suci

MAGELANGEKSPRES.COM, JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin memimpin delegasi Amirul Hajj berangkat ke Tanah Suci. Lukman bersama 13 anggota Amirul Hajj berangkat dari Jakarta pukul 11.00 WIB, Selasa (30/7). Dikatakan Lukman Hakim, delegasi amirul hajj merupakan sebuah tim khusus yang dibentuk setiap kali penyelenggaraan haji. Jadi selaku amirul hajj, Menag sejak beberapa tahun belakangan ini mengikutsertakan pimpinan ormas Islam dalam rombongan amirul hajj untuk bersama melakukan pemantauan, apakah kualitas penyelenggaraan haji secara keseluruhan mengalami peningkatan. Kalau ada kendala-kendala mereka bisa memberikan saran dan masukan, pertimbangan-pertimbangan yang intinya agar penyelenggaraan haji itu tetap terjaga kualitasnya, ujar Menag sebelum bertolak ke Tanah Suci. Selain itu, Menag juga mengatakan para Amirul Hajj adalah pimpinan ormas-ormas Islam, maka akan dimanfaatkan kehadirannya untuk melakukan bimbingan manasik haji. Nantinya, mereka akan berbagi dengan mendatangi hotel-hotel yang didiami para jamaah haji, maktab-maktab yang ada, lalu kemudian bisa bertemu dengan jamaah haji dalam rangka memberikan tausiyah, dan memberikan bimbingan manasik haji. Dan jamaah akan antusias ketika mengetahui ada delegasi dari amirul hajj yang bisa memberikan ceramah keagamaan, kata Menag. Nantinya, delegasi amirul hajj akan kembali ke Tanah Air pada 18 Agustus 2019. Menag juga mengungkapkan operasional haji selama ini berjalan lancar. Alhamdulillah, sejauh ini tetap berjalan lancar, saat ini hampir sebagian besar jamaah haji sudah berada di Mekkah, karena sejak 28 Juli kemarin, tidak ada lagi calon jamaah haji yang berada di Madinah, seluruhnya sudah bergeser ke Mekkah dan dari 13 embarkasi di Tanah Air jamaah gelombang II seluruhnya mendarat di Jeddah tidak ada lagi yang mendarat di Madinah. Sekarang hampir semua jamaah haji di dunia terkosentrasi di Mekkah sampai menunggu wukuf di Arafah dan dua sampai tiga hari di Mina, ujar Menag. Menag menambahkan, setiap penyelenggaraan haji, salah satu yang membutuhkan perhatian adalah Mina. Biasanya setelah wukuf, sebagian besar stamina jamaah terkuras, sementara dari fasilitas di Mina juga memerlukan stamina prima karena juga menguras tenaga. Karena ketika mereka tinggal di Mina, tenda-tenda yang ada terbatas hingga harus berdesakan dengan fasilitas toilet amat sangat terbatas, ditambah mereka harus ke Jamarat untuk melempar jumrah dengan menempuh perjalanan lumayan jauh, dan itu sangat menyita tenaga, ujar Menag. Mina itu sangat terbatas wilayahnya di banding dengan Mekkah atau Madinah dan tempat lain di Tanah Suci, kondisi Mina memang sempit dari sisi ruang karena secara syari memang terbatas, dan seluruh jamaah haji dunia berada di tempat yang sama dan di waktu bersamaan, jadi selalu problemnya ada di Mina, imbuhnya.(gw/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: