Menkes Ngantor di Natuna

Menkes Ngantor di Natuna

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto untuk berkantor di Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). Mantan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto ini bakal ngantor di Natuna selama selama masa observasi 238 WNI yang baru dievakuasi dari Wuhan, Cina. Hal ini dilakukan untuk memberi jaminan perlindungan kesehatan pada masyarakat. \"Jaminan perlindungan kesehatan itu sangat penting. Karena itu, presiden menginstruksikan Menkes dan timnya berkantor di Natuna,\" kata juru bicara Presiden, Fadjroel Rachman di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/2). Selain itu, lanjutnya, Jokowi sudah menginstruksikan semua penerbangan dari dan ke Cina dihentikan sementara. Pendatang dari Cina selama 14 hari tidak diizinkan masuk dan transit ke Indonesia. \"Pemerintah juga menghentikan fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrival ke Indonesia untuk warga negara Tiongkok. Agar lebih optimal perlindungan kesehatan seluruh penduduk Indonesia, maka Presiden meminta seluruh WNI tidak melakukan perjalanan ke Tiongkok hingga wabah virus corona ini dinyatakan selesai,\" tuturnya. Indonesia juga mendukung kerja sama secara ilmiah untuk mencari pengobatan yang tepat untuk virus corona. Terkait nasib 4 WNI yang enggan dievakuasi dan 3 WNI yang tak lolos screening, pemerintah Indonesia akan terus memantau melaklui KBRI di Beijing. \"Adapun 7 WNI yang tetap berada di Hubei. Mereka terus dipantau dan berhubungan dengan KBRI. Harapannya, mereka bisa melewati masa-masa sulit ini,\" pungkasnya. Sementara itu, Terawan membenarkan dirinya akan berkantor di Natuna. Dia akan berada di sana hingga para WNI tersebut pulang ke rumahnya masing-masing. \"Ya benar. Saya akan ngantor di Natuna sampai 238 WNI itu bisa kembali pulang ke rumahnya,\" tegas Terawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/2). Menurutnya berkantor di Natuna adalah bentuk tanggung jawabnya sebagai Menkes. Mulai dari persiapan hingga 238 WNI di Natuna dinyatakan aman sehingga bisa pulang ke rumah. \"Saya bertanggung jawab sebagai Menteri Kesehatan,\" ucapnya. Presiden Joko Widodo mengucapkan berterima kasih kepada masyarakat Natuna atas kehadiran ratusan WNI asal Wuhan, Cina, untuk diobservasi di pangkalan militer TNI. \"Mereka ini saudara-saudara kita sendiri,\" ujar Jokowi di Sukajaya, Bogor, Jawa Barat, Senin (3/2). Dia memastikan, WNI yang diobservasi kesehatannya di Natuna dalam kondisi baik. Namun sesuai protokol kesehatan diperlukan tahapan-tahapan sebelum dikembalikan ke keluarganya. \"Diperlukan tahapan observasi. Sehingga betul-betul mereka dinyatakan clean, bersih. Setelah itu, baru dapat kembali ke keluarga masing-masing. Ini protokol kesehatan yang harus diikuti,\" papar Kenapa Negara. Terkait pemilihan Natuna, lanjut Jokowi, merupakan keputusan bersama setelah mengukur segala tingkat kesiapan. \"Kita memerlukan kebesaran hati seluruh masyarakat Indonesia. Apapun itu adalah mereka adalah saudara kita,\" terangnya. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan 7 WNI di Wuhan tak ikut dievakuasi karena beberapa alasan. Tiga orang tidak lolos screening kesehatan. Sedangkan empat lainnya memang tidak mau kembali ke Tanah Air. \"Karena mereka berjalan cukup jauh. Dalam kondisi begitu siapa yang nggak terpengaruh. Mungkin karena kecapekan, suhu tubuhnya naik,\" ujar Retno di kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, di Jakarta, Senin (3/2). Terpisah, anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris mengapresiasi langkah Pemerintah memulangkan 238 warga negara Indonesia dari Provinsi Hubei, Cina, terkait dengan penyebaran virus corona. Penghargaan yang tinggi juga layak diberikan kepada 42 anggota tim evakuasi yang berangkat ke Cina dan KBRI Beijing yang sudah berjibaku dalam pemulangan WNI. \"Kerja sama lintas kementerian dan pihak lainnya dalam menghadapi wabah corona ini bisa menjadi contoh kesatupaduan dan gotong royong anak bangsa dalam menghadapi masalah ke depannya,\" ujar Charles di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/2). Dia juga menilai keputusan Pemerintah membatasi kunjungan warga negara Cina ke Indonesia serta mencabut sementara bebas visa kunjungan sudah tepat. \"Ini menunjukkan bahwa keselamatan warga negara adalah prioritas utama pemerintah,\" paparnya.(rh/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: