Menuju Masyarakat Bahagia Melalui \\\'Rodanya Mas Bagia’

Menuju Masyarakat Bahagia Melalui \\\'Rodanya Mas Bagia’

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM - TEPAT setahun, Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz dan Wakil Walikota KH Mansyur dilantik. Di tahun pertama ini, banyak gebrakan perubahan yang diprakarsai duet dokter dan kyai tersebut. Di antara 9 branding program unggulan Kota Magelang, satu yang populis yakni program pemberdayaan masyarakat maju sehat bahagia (Rodanya Mas Bagia). Program ini merupakan janji politiknya tatkala berkampanye pada tahun 2020 lalu. Segera setelah menjabat, program berupa kucuran dana RT Rp30 juta per tahun itu pun dipercepat realisasinya. Program ini memiliki sasaran peningkatan pemberdayaan masyarakat agar mandiri dengan segala potensinya. Masyarakat secara tak langsung dilatih dari proses awal perencanaan, pengusulan, penganggaran, pelaksanaan, hingga pelaporan pertanggungjawaban. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang Handini Rahayu mengatakan Rodanya Mas Bagia adalah salah satu dari 9 branding program unggulan Kota Magelang. ”Sejak menjalankan pemerintahan, Walikota Magelang segera menerjemahkan program kerjanya menjadi kebijakan daerah. Program prioritas Walikota Magelang sendiri ada 38 program, 12 di antaranya merupakan program unggulan yang dikemas dalam 9 branding,” kata perempuan yang akrab disapa Dini itu, kemarin. Pada saat diluncurkan pada 2021, skema program ini masih dilaksanakan oleh organisasi perangkat daerah (OPD). Lalu, Pemkot mengenalkan Rodanya Mas Bagia kepada masyarakat dan mulai menggerakkan mereka untuk mengusulkan program sesuai kebutuhan. Sudah bisa dipastikan jika pelaksanaan program ini pun sesuai dengan usulan masyarakat. ”Sebagai keseriusan pemerintah juga mengirim konsultan ke masing-masing kelurahan, untuk mencari kendala, memberikan solusi, sekaligus membantu secara teknisnya di masing-masing RT,” ujarnya. Di sinilah keterlibatan masyarakat mulai ditunjukkan yakni melakukan ‘rembug’ Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM). Melalui RKM ini kemudian diusulkan ke kelurahan dan kecamatan. Lalu, OPD akan memverifikasinya. Sangat kompleks, program-program yang diusulkan masyarakat. Beberapa di antaranya, direalisasikan dengan bentuk balai belajar dengan wifi gratis, urban farming untuk pemberdayaan lahan pekarangan, dan pemasangan CCTV untuk keamanan lingkungan, balai latihan kerja, dan lainnya. Di Kota Magelang, terdapat 1.031 RT yang tersebar di 17 kelurahan dan tiga kecamatan. Bentuk program yang dilaksanakan di setiap RT bisa berbeda-beda. Acuannya, program tersebut sesuai dan mendukung tema pembangunan daerah di tahun berjalan. Memasuki tahun kedua pada 2022, Dini menjelaskan masyarakat mulai dilibatkan untuk pelaksanaannya. Sedangkan pemerintah hanya memberikan pembekalan kepada kelompok masyarakat (pokmas) yang akan menjadi pelaksana program-program Rodanya Mas Bagia. ”Harapannya pokmas siap melaksanakan program-program yang sebelumnya dilakukan OPD. Masyarakat didorong untuk mengelola mandiri,” tegasnya. Di tahun ini, keterlibatan masyarakat sudah sampai 75 persen. Tahun 2023, proyeksi bisa meningkat menjadi 90 persen. Dengan demikian seluruh masyarakat bisa terlibat dalam tiap tahapannya. ”Tahun 2023 mendatang, ada tambahan pedoman Rodanya Mas Bagia seperti pembuatan profil lingkungan baik potensi kependudukan, lingkungan hingga masalah daerah. Di profil itu ada data anak sekolah, lansia, balita, sampai pengangguran, jalan rusak, saluran air rusak dan lainnya. Dengan memiliki profil, maka program apa yang dibelanjakan nantinya bisa menyelesaikan masalah di tingkat mereka sendiri,” paparnya. Ia menambahkan dengan Rodanya Mas Bagia, pemberdayaan masyarakat bisa terwujud dan masalah dasar di tingkat RT bisa ditangani. Ia menilai bahwa untuk menuju masyarakat sesuai visi Pemkot Magelang yakni Maju Sehat dan Bahagia, maka paling tidak kebutuhan dasar masyarakat harus terpenuhi terlebih dahulu. ”Setelah kebutuhan dasar, maka selanjutnya adalah eksistensi diri, produktivitas masyarakat yang tinggi, aktualisasi, kemapanan pendapatan, dan sebagainya. Jika itu sudah terpenuhi maka secara individu indikator masyarakat bahagia akan tercapai,” tuturnya. Kemudian secara keseluruhan, masalah sosial seperti sampah, sarana prasarana, fasilitas masyarakat, kesehatan, pendidikan, keagamaan, keamanan, dan lainnya juga turut menjadi perhatian. Jika nantinya masih ada masalah yang belum bisa ditangani, maka Pemkot Magelang tetap akan turun tangan dengan memberikan program lain yang sesuai. ”Kebijakan Walikota Magelang fokus pada pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat, karena akan membawa keberhasilan pembangunan Kota Magelang,” katanya. Ketua Pokmas Magersari, Fajar menyebutkan di wilayahnya, masyarakat mulai terlibat dalam pembangunan wilayah. Dirinya aktif menyosialisasikan dan mengedukasi terkait program dana Rp30 juta per RT per tahun tersebut. ”Meski baru awal, tapi antusias masyarakat mendapatkan program yang benar-benar baru ini sangat tinggi. Mereka bisa memanfaatkan dana Rp30 juta untuk kegiatan yang dapat bermanfaat bagi semuanya. Terutama di masa pandemi Covid-19,” ujarnya. Dari sekian usulan, Wifi gratis untuk RW yang memanfaatkan Rodanya Mas Bagia dinilai sangat bermanfaat. Apalagi selama ini, sejak pandemi Covid-19 anak-anak biasanya belajar daring. Hal senada dikatakan Ludy Hermawan, Ketua RT 1 RW 3 Kelurahan Wates. Sejak tahun 2021, warga telah mendapatkan program itu. ”Wifi ini sangat berguna, untuk menunjang kegiatan belajar mengajar daring anak-anak, dan menunjang kebutuhan masyarakat lainnya, termasuk sarana pemantauan CCTV di kampung,” katanya. Ketua RW XI, Kampung Paten Gunung, Rejowinangun Selatan, Wartomo turut mengapresiasi program yang dapat diakses seluruh warga. Menurutnya, gebrakan ini membuktikan adanya kepercayaan dari pemerintah kepada masyarakat. “Ketika sudah diberikan kepercayaan dengan anggaran segitu, saya kira ini bentuk melatih mentalitas warga untuk bertanggung jawab, disiplin, dan tertib menyajikan laporannya,” ujarnya. (prokompim/kotamgl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: