Mulai Normal, Sistem Rekayasa Lalu Lintas Dicabut
MAGELANGEKSPRES.COM, KOTA MAGELANG - Arus balik Idul Fitri 2014 H/2019 mulai berakhir. Volume kendaraan yang sempat meningkat, baik di jalan arteri maupun utama, kini berangsur normal di Kota Magelang. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Magelang, Suryantoro mengatakan, puncak arus balik terjadi pada H+3 Lebaran lalu. Para pemudik yang dalam beberapa hari terakhir mendominasi dengan menggunakan sepeda motor, mulai berkurang. Lalu lintas pun kembali normal dengan aktivitas warga yang kembali bekerja. ”Sejak Senin (10/6) lalu satu per satu sistem rekayasa lalu lintas yang kita terapkan kita bongkar, karena melihat arus lalu lintas sudah mulai normal kembali,” kata Suryantoro ketika ditemui usai menghadiri halal bihalal di kompleks Kantor Walikota Magelang, Rabu (12/6). Wilayah Kota Magelang, lanjutnya, berada di jalur utama Jogja-Semarang membuat kendaraan yang melintas cukup banyak, baik yang berasal dari arah utara maupun dari arah selatan pada saat momentum arus balik. Bahkan, di beberapa titik sempat mengalami penumpukan kendaraan, seperti di kawasan persimpangan Canguk dan Soka, perbatasan dengan Kabupaten Magelang. ”Rekayasa di dua titik itu sebelumnya kami praktikkan dengan sistem satu arah dan kekiri jalan terus. Senin kemarin, rekayasa kita cabut,” ujarnya. Kendati tidak sepadat sebelumnya, volume kendaraan tetap mengalami peningkatan dibanding kondisi normal. Berdasarkan pantauan pihaknya, rata-rata tiap jam saat ini ada 500 kendaraan roda empat berada di persimpangan. ”Jumlah ini turun hampir 50 persen dibandingkan dengan arus balik kemarin yang mencapai 1.000 unit tiap jam untuk satu persimpangan. Contoh di simpang Canguk dan Soka,” jelasnya. Dia mengatakan, kepadatan kendaraan yang terjadi tidak hanya disebabkan arus mudik dan balik saja. Pasalnya, banyak warga yang memanfaatkan momentum hari raya Idul Fitri untuk bersilaturahmi ke sanak saudara maupun ke tempat wisata. ”Saat libur Lebaran lalu, kepadatan tidak hanya terjadi karena banyaknya orang yang hendak balik. Tetapi juga terjadi karena banyaknya warga luar kota yang masuk ke Kota Magelang untuk berlibur ke sejumlah objek wisata yang ada,” ujarnya. Sedangkan untuk meminimalisasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya juga melakukan pemeriksaan kepada bus antarkota antarprovinsi (AKAP), antarkota dalam provinsi (AKDP), yang hendak mengangkut para perantau asal Kota Magelang dan sekitarnya. Selain itu, para sopir dan awak angkutan juga diperiksa kesehatannya. Jika ada yang kondisi kesehatannya menurun, sopir dan awak angkutan itu tidak diperbolehkan untuk berangkat mengangkut penumpang. ”Kita sifatnya membantu di Terminal Tidar. Terutama penumpang yang jurusan ke wilayah timur karena armada busnya sering terlambat lantaran tingginya volume kendaraan menuju Kota Magelang. Sekarang sudah normal lagi. Terminal tidak lagi sepadat kemarin,” pungkasnya. (wid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: