Musim Hujan, DBD di Temanggung Mengganas
MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Temanggung semakin memprihatinkan. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan setempat, hingga bulan Maret ini ada tiga warga di kabupaten penghasil tembakau meninggal dunia akibat DBD. Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Temanggung, Khabib Mualim menyebutkan, dibulan Januari lalu baru tercatat satu orang meninggal. Namun demikian seiring berjalannya waktu penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegipty ini telah merenggut tiga nyawa. “Hingga awal Maret ini sudah ada tiga warga yang meninggal akibat DBD,” terangnya saat ditemui diruang kerjanya, kemarin. Ia menerangkan, pada awal Januari hingga awal Februari kasus DB terjadi di 60 desa yang tersebar di empat kecamatan dengan angka kasus 160. Namun sejak Februari hingga awal Maret ini angka kasus DB langsung melonjak menjadi 470 kasus dengan sebaran di 115 desa dalam 19 kecamatan. “Cuaca saat ini juga sangat mendukung dan berpengaruh terhadap perkembangan kasus DBD di Temanggung,” katanya. Pada awal maret ini kasus DB sudah merambah ke 19 kecamatan . Padahal pada Januari lalu sebaran DB hanya ada di empat kecamatan saja. Dalam waktu kurang lebih dua bulan terakhir ini perkembangan kasus DB cukup besar. Baca Juga Truk Hantam Ayla di Jalan Semarang-Magelang, Satu Meninggal “Yang nihil kasus DB hanya di sekitar wilayah Puskesmas Bansari di Kecamatan Bansari dan Puskesmas Banjarsari di Kecamatan Ngadirejo. Akan tetapi di wilayah Kecamatan Ngadirejo yang masuk puskesmas lain ada temuan DB, sehingga yang tidak ada kasus hanya di Bansari saja,”kata Khabib. Adapun dari 470 kasus pada tiga bulan pertama ini, sebut Khabib, terdiri dari 161 DBD, 202 kasus DD, dua kasus Sindrom Syok Dengue (DSS), dan DB yang diiringi kasus lainnya sebanyak 105. Sedangkan dari tiga orang yang meninggal, satu dari Kecamatan Parakan pada Januari, lalu pada Februari ada dua orang meninggal yakni dari daerah Manding di Kecamatan Temanggung dan satu orang dari Desa Pare di Kecamatan Kranggan. “Namun untuk satu yang meninggal dari Pare itu diiringi penyakit penyerta lain yakni ada kelainan hati. Penderita lainnya hingga kini masih banyak yang dirawat di RS,” kata Khabib. Kendati angka kasus melonjak cukup tinggi, menurut Khabib, pihaknya tidak bisa menetapkan status KLB (Kejadian Luar Biasa). Sebab untuk sebaran kasus selalu berpindah-pindah, sehingga tidak bisa memenuhi standar verifikasi yang ditetapkan Dinkes Provinsi untuk kasus DBD. Karena itu, statusnya di Kabupaten Temanggung masih kewaspadaan DB. “Kalau untuk penyebabnya ada yang karena penularan setempat, tapi ada pula yang karena impor dari daerah lain, dan ada penyebab lainnya,”kata Khabib. Terkait penanganan DB, pihak Dinkes telah menggalakan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Hasilnya, kini angka bebas jentik di Kabupaten Temanggung sudah mencapai 96 persen. Upaya lainnya yakni dengan melakukan 12 kali fogging atau pengasapan pada lokasi-lokasi temuan DB. “Berbagai langkah dan upaya sudah kami lakukan untuk mencegah kasus DBD, peran serta masyarakat juga sangat penting dalam memberantas penyakit ini.” tandasnya.(set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: