New Normal, Pesantren Butuh Protokol yang Lebih
MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG - Sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal, pesantren memiliki tingkat kerentanan yang tinggi menghadapi pandemi corona. Keputusan New Normal mengharuskan penerapan protokol yang lebih dibanding lembaga pendidikan lain. Sebab, selain santri belajar, juga menginap dan tinggal dalam satu lingkungan. “Berbeda dengan sekolah pada umumnya yang belajar, lalu pulang. Pesantren antar santri melakukan kontak fisik dari bangun tidur sampai tidur lagi. Ini membutuhkan protokol khusus sehingga dapat menekan penularan di pesantren,” kata Ketua Lakpesdam PCNU Temanggung, Abas Zahrotin dalam diskusi virtual melalui aplikasi. Tidak hanya tentang habit yang dilakukan setiap hari, penanganan kesehatan di internal pesantren juga harus menjadi perhatian tersendiri. Pesantren harus mulai diarahkan untuk dibentuk pusat kesehatan pesantren yang bekerjasama dengan puskesmas atau rumah sakit. “Pemerintah harus memperhatikan sampai sejauh itu. Harus ada protokol khusus untuk pesantren yang teknisnya kolaborasi antara pemerintah dengan pesantren,” imbuhnya. Selain itu, pesantren juga harus membuat protokol internal bagi semua santri. Fakta menunjukkan bahwa santri akan lebih mematuhi protokol atau peraturan dari pengasuh dibanding imbauan pemerintah. “Mereka memiliki sifat takdzim yang tinggi terhadap pengasuh. Jadi sangat efektif jika protokol itu dibuat diinternal, dipastikan santri akan lebih menurut,” katanya. Pengurus Lakpesdam lainnya, Nurjati, menambahkan, para santri tetap harus melakukan pendisiplinan diri mematuhi protokol. Karantina mandiri sebelum masuk, penggunaan masker sampai disiplin untuk membersihkan diri. “Disiplin penggunaan masker dan meminimalisir kontak itu harus dimiliki santri sehingga protokol New Normal dapat berjalan optimal di pesantren. Sebelum datang, santri harus ada surat keterangan dari dokter,” lanjut pengajar di SMK Negeri Bansari ini. Istiono, pengurus Lakpesdam lainnya menambahkan, pemerintah harus memberikan perhatian yang khusus bagi pesantren. Fasilitas yang dibutuhkan bagi pesantren untuk menunjang pelaksanaan protokol kesehatan hadapi Covid-19 harus diperhatikan. Terlebih bagi pesantren dengan santri ribuan orang. “Pesantren belum tentu kuat membiayai itu sendiri, apalagi untuk fasilitas kesehatan. Disini negara harus hadir. Perhatikan juga bahwa santri rata-rata berasal dari lingkungan ekonomi menengah kebawah yang terdampak langsung secara ekonomi. Tentu ada yang kemudian tidak memiliki kecukupan ekonomi untuk kembali ke pesantren. Ini faktor lain yang harus diperhatikan,” terangnya.(set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: