Order Meningkat, Bahan Baku Sulit Didapatkan
MAGELANGEKSPRES.TEMANGGUNG - Sejumlah pabrik pengolahan kayu di Kabupaten Temanggung mulai kebanjiran order sejak beberapa bulan terakhir ini. Tidak tanggung-tanggung pesanan kayu olahan berasal dari berbagai negara rumpun bambu. \"Alhamdulillah pesanan kayu olahan sudah mulai ada, dan kami siap memenuhi permintaan itu,\" kata Bagian Humas dan HRD CV Cipta Usaha Mandiri di Ngadirejo, Kabupaten Temanggung Purwo Giri Wicaksono, Selasa (20/4). Ia menyebutkan, sejumlah negara yang sudah mulai meminta kayu olahan di antaranya dari negara Cina dan Taiwan. Dua negara ini memang menjadi pembeli kayu olahan dari Temanggung di setiap tahunnya. \"Saat ini setiap minggu perusahaannya mengirimkan lima kontainer barecore ke Cina maupun Taiwan,\" jelasnya. Dijelaskan, sedangkan permintaan dari Malaysia, Jepang, dan Korea hanya sekitar 25 persen. Namun demikian, permintaan dari negara-negara tersebut biasanya berkelanjutan. Apalagi jika ke depan kondisinya semakin membaik. Baca Juga Klenteng Hok Hoo Bio bersama Kodim 0707 Bagikan Sembako \"Kalau untuk permintaan berbeda-beda, tapi yang paling besar memang dari negara Cina dan Taiwan,\" tukasnya. Beberapa jenis kayu olehan yang biasanya diminta oleh negara-negara tersebut yakni barecore, blockboard dan polywood. Kayu olahan ini kemudian akan diolah kembali menjadi barang lainnya. Menurutnya, ketika permintaan dari pembeli mengalami kenaikan seperti saat ini, kendala yang dihadapi oleg perusahaan pengolah kayu yakni bahan baku. Untuk mencukupi bahan baku, pihaknya mendatang kayu dari berbagai daerah, bahkan sampai luar Jawa. \"Kami mendatangkan kayu albasia dari Jawa Timur, Jawa Barat, bahkan dari Sumatera dan Kalimantan,\" ungkapnya. Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Temanggung Agus Sarwono mengatakan, selama pandemi Covid-19, perusahaan pengolahan kayu di Temanggung sangat terpuruk, bahkan beberapa perusahaan memutuskan untuk tutup karena memang tidak ada order. Namun saat ini sejumlah perusahaan pengolahan kayu mulai bangkit kembali, dan kondisinya sekarang mulai membaik, karena permintaan ekspor mulai meningkat. Hanya saja lanjut Agus, ketika permintaan meningkat seperti ini, kendala yang dihadapi yakni kesulitan bahan baku. Padahal bahan baku ini menjadi hal paling pokok dalam perusahaan pengolahan kayu. \"JIka kondisinya seperti ini tidak hanya di Temanggung saja yang sulit, daerah lain pasti akan mengalami yang sama,\" katanya. Berdasarkan informasi dari Apindo, kebutuhan bahan baku berupa kayu albasia atau sengon hanya mampu terpenuhi sekitar 50 persen. \"Kalau tahun lalu kelebihan bahan baku, sekarang kekurangan bahan baku,\" tandasnya. (set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: