Paguyuban Angkum Jalur A Tolak Penambahan Halte Trans Jateng
MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO- Paguyuban sopir angkutan umum (Angkum) jalur A jurusan Purworejo-Kutoarjo kompak mendatangi kantor Dinas Perhubungan (Dinhub) Kabupaten Purworejo, Jumat (23/10) pagi. Kedatangan mereka untuk menolak adanya rencana penambahan halte Trans Jateng trayek Kutoarjo-Borobudur serta menyampaikan sejumlah aspirasi lainnya. Pantauan di lokasi, ada sekitar 60 sopir yang datang dengan membawa armadanya. Perwakilan sopir kemudian diizinkan masuk ke dalam kantor untuk melakukan audiensi dengan Plt Kepala Dinhub Purworejo, Boedi Hardjono, bersama para Kabid dan Kasi yang membidangi, serta perwakilan Balai Trans Jateng, DPC Organda, dan sejumlah pihak terkait. Audiensi sempat diwarnai ketegangan. Di luar ruang audiensi, ketegangan juga terjadi saat sejumlah sopir Angkum melintas dan tidak tidak mau untuk berhenti karena alasan sedang menarik penumpang. Namun, puluhan aparat kepolisian yang dipimpin Kapolsek Bayan Iptu Sarbini berhasil menenangkan. Audiensi pun berakhir dengan sejumlah keputusan. Suprihadi alias Londo, Bagian Penarik Paguyuban Angkutan Jalur A, saat dikonfirmasi awak media menyebut ada sejumlah tuntutan yang disampaikan paguyuban. Pertama yakni menolak adanya rencana penambahan sejumlah titik halte/tempat pemberhentian Trans Jateng di sepanjang Jalan Gadjah Mada, mulai dari samping Polres Purworejo hingga Kutoarjo. “Dengar-dengar akan ada penambahan halte di samping Polres, SMPN Bayan, Akper, dan Kali Jali. Kita tidak ingin itu dilakukan karena sekarang saja kita sudah cukup kesulitan mencari penumpang,” sebutnya. Baca Juga Antisipasi Munculnya Klaster Baru Covid, Hindari Liburan Panjang Aspirasi kedua yakni terkait rute Trans Jateng. Menurutnya, Angkum Jalur A saat ini kian sulit menarik penumpang dengan adanya Trans Jateng yang masuk ke Stasiun Kutoarjo. Sopir berharap Trans tidak masuk stasiun, tetapi dari arah kota Kutoarjo langsung menuju terminal Kutoarjo. Mereka juga meminta agar trans dari arah/menuju Magelang tidak masuk kota atau Plaza, tetapi melalui ring road utara. “Tidak hanya kita, bus-bus jurusan Kutoarjo-Magelang sekarang juga sulit narik penumpang karena ada trans,” katanya. Lebih lanjut Londo mengaku bahwa sejak adanya pandemi, penghasilan para sopir Angkum turun drastis sehingga dari total 113 armada jalur A, sebagian diantaranya terpaksa berhenti beroperasi. Beroperasinya Trans Jateng sejak 1 September kian berdampak hingga sulitnya kejar setoran. “Ketua paguyunan jalur A ditarik jadi karyawan Trans jateng, ini kita makin sulit. Dulu sehari bisa Rp80 ribu sampai Rp90 ribu, sekarang Rp30 ribu saja kadang gak bisa setor,” tandasnya. Plt Kepala Dinhub Purworejo, Boedi Hardjono, usai audiensi menjelaskan bahwa ada sejumlah hal yang menjadi aspirasi paguyuban sopir Angkum Jalur A dengan tuntutan utama yakni pembatalan penambahan halte. Terkait itu, berdasarkan informasi yang diterimanya diketahui bahwa Jalur Kutoarjo-Polres Purworejo dilewati pipa Pertamina sehingga tidak memungkinkan untuk ditambah halte. “Rupa-rupanya memang untuk halte di Kutoarjo-Polres memang tidak memungkinkan karena ada pipa Pertamina,” jelasnya. Meski demikian, pihaknya mengaku tetap akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan pihak Trans Jateng. Termasuk terkait sejumlah aspirasi lain. “Nanti akan kita sampaikan, lalu kita evaluasi,” tandasnya. (top)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
