Panen Kopi 2019 Diprediksi Meningkat 

Panen Kopi 2019 Diprediksi Meningkat 

MAGELANGEKSPRES.COM, TEMANGGUNG – Panen kopi di Kabupaten Temanggung pada musim tahun ini diperkirakan akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Petani berharap harga kopi bisa semakin meningkat. Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kabupaten Temanggung, Untung Prabowo mengatakan, peningkatan produktivitas kopi tahun ini dipengaruhi cuaca yang mendukung saat pembuahan kopi di tahun 2018 lalu. “Cuacanya sangat mendukung, pembuahan kopi lebih maksimal,” terangnya. Ia menuturkan, jika dilihat dari kondisi fisik tanaman kopi saat ini, diperkirakan hasil panen tahun ini akan mengalami peningkatan yakni 3 sampai 5 kuintal kopi gelondong basah per hektar. “Kalau dilihat dari buah kopi yang ada saat ini, meningkatnya cukup banyak. Tahun 2018 lalu hasil panen kopi hanya sekitar 7 sampai 9 kuintal per hektar, bahkan ada yang kurang dari itu. Ini untuk kopi jenis arabika,” terangnya. Peningkatan ini lanjut Untung, tidak hanya terjadi pada enis kopi arabika saja, kopi robusta pun akan mengalami hal yang sama. Oleh karena itu petani harus bisa merawat tanaman kopi dengan lebih baik. Menurutnya, untuk kopi arabika mulai awal bulan akhir April ini sudah memasuki musim awal panen. Pada awal panen ini biasanya buah kopi yang sudah siap untuk dipanen baru sekitar 1 sampai 5 persen saja. Sedangkan untuk kopi robusta, panen awal panen biasanya dimulai bulan Juni hingga Juli mendatang. Saat ini petani kopi robusta masih melakukan perawatan dengan harapan biji kopi yang dihasilkan kualitasnya semakin baik. “Jadi, setelah panen raya 2018 yakni sekitar bulan September, kemudian tanaman kopi biasanya langsung berbunga. Setelah berbunga kemudian kopi memasuki masa pembuahan. Nah saat masa pembuahan ini, cuaca saat itu sangat mendukung, sehingga produktivitas kopi di tahun ini cukup baik,” terangnya. Terpisah Widodo (45) salah satu petani kopi di Desa Tlahab Kecamatan Kledung menuturkan, baru sebagian petani yang sudah mulai panen kopi. Sebagian besar petani kopi di Desa Tlahab memilih untuk menunggu kopi berwarna merah untuk dipanen. “Baru beberapa petani saja yang sudah panen, umurnya juga belum begitu tua. Buahnya juga belum banyak yang merah,” terangnya. Jika dibanding tahun 2018 lalu, diperkirakan panen raya kopi tahun ini lebih. “Buahnya lebih banyak tahun ini, harapan kami buahnya tidak rontok. Sehingga panennya bisa lebih banyak,” harapnya. Selain itu dirinya juga berharap, pada panen raya tahun ini harga kopi gelondong basah tetap baik yakni berada di kisaran Rp7 ribu hingga Rp9 ribu per kilogram. Bahkan petani berharap harga kopi bisa lebih baik. “Harapan kami harganya bisa lebih baik dari tahun kemarin, soalnya kualitas kopi tahun ini juga lebih baik,” katanya.(set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: