PCNU Kabupaten Temanggung Lantik 20 LPBI Kecamatan
MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Temanggung melantik jajaran pengurus Lembaga Penanggulangan Bancana dan Perubahan Iklim (LPBI) tingkat kecamatan se-Kabupaten Temanggung di komplek Situs Liyangan Desa Purbosari Kecamatan Ngadirejo Minggu, (19/7). Penasihat LPBI Kabupaten Temanggung Yami Blumut mengatakan, pengurus LPBI tingkat kecamatan ini sebagai kepanjangan tangan LPBI kabupaten, di mana LPBI tingkat kecamatan ini mempunyai tugas dan wewenang di wilayah kecamatan masing-masing. “Ada 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung, setiap kecamatan sudah ada pengurusnya,” terangnya. Setelah dilantik pengurus di tingkat kecamatan ini mempunyai tanggungjawab untuk segera membentuk pengurus di masing-masing wilayah dan setiap desanya. Terkait itu, Yami berpesan agar LPBI tingkat kecamatan jangan lupa koordinasi dengan Muslimat NU dan Fatayat NU yang menjadi bagian kepengurusan yang nanti apabila ada bencana akan terjun langsung di lapangan. “Tagana Banser, SAR Banser mohon dilibatkan menjadi pengurus yang lengkap sehingga kesiapan kita untuk sewaktu-waktu ada bencana maka tidak perlu menunggu dari siapa pun,” katanya. Baca Juga Danrem: Dampak Covid-19 Sangat Dirasakan Masyarakat Bawah Ia menyampaikan NU Kabupaten Temanggung melalui LPBI harus siap yang pertama dan utama untuk menangani bencana. Apalagi mejelang musim kemarau seperti ini bencana alam seperti kekeringan dan kekurangan air bersih bisa saja terjadi. “Persiapan dan langkah-langkah tertentu harus dilakukan, upaya ini untuk meminimalisir bencana alam,” pesannya. Katua PCNU Kabupaten Temanggung KH Muhammad Furqon mengatakan NU penting melakukan mitigasi bencana, karena Temanggung termasuk kawasan rawan bencana. “Hari ini kita sadar betul tanah yang dibawa dari gunung sampai ke desa-desa itu sudah keruh airnya. Mengapa keruh karena tidak ada tanaman penyangga di pegunungan,” katanya. Oleh karena itu, katanya salah satu mitigasi pencegahan bencana, fokus menjaga lingkungan, salah satunya dengan penanaman pohon. Termasuk juga bagaimana mengedukasi masyarakat agar tahu pentingnya menjaga lingkungan. “Edukasi ini penting dan saya ingin pondok pesantren nanti dimasuki LBPI untuk menyampaikan pada para santri pentingnya menjaga lingkungan ini dan apabila ada bencana mereka tahu apa yang harus dilakukan,” katanya. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung Joko Prasetyono menyampaikan, pada 2019 di Kabupaten Temangggung terjadi 213 bencana atau sebulan terjadi 17-18 bencana. Kemudian bencana kekeringan tahun 2019 disalurkan 1.400 tangki air bersih. Dalam kejadian bencana ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yakni bagaimana mencegah, bagaimana menangani, dan bagaimana memulihkannya. “Temanggung yang merupakan kawasan pegunungan perlu terus digalakkan penghijauan, untuk mencegah longsor dan juga untuk menyimpan air,” katanya. Joko menambahkan, penanganan bencana sudah ada standar operasionalnya, oleh karena itu anggota LPBI dari tingkat kecamatan hingga kabupaten juga harus memahaminya. Oleh karena itu SDM dari LPBI juga harus mendapatkan pelatihan terkait dengan penanganan bencana. “Kami akan undang SDM dari LPBI untuk mengikuti pelatihan, sehingga saat melakukan penanganan bencana sudah sesuai dengan standar operasional yang ada,” tandasnya.(set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: