Pedagang Hewan Kurban Marak Jelang Idul Adha

Pedagang Hewan Kurban Marak Jelang Idul Adha

MAGELANG SELATAN - Menjelang Hari Raya Idul Adha 1440 H, pekan depan, beberapa penjual sapi, kambing, dan domba mulai marak di pasaran dan pinggir-pinggir jalan Kota Magelang. Baik itu pedagang musiman atau pedagang yang biasa berjualan terlihat menjajakan hewan kurban. Seperti yang terlihat di Jalan Sultan Agung, Magelang Selatan misalnya, pedagang hewan kurban tampak memanfaatkan lahan kosong dengan dilengkapi fasilitas seadanya untuk menjual sapi dan kambing. Gus Acong (30), salah satu pedagang musiman di Jalan Sultan Agung, mengaku sudah sepekan ini dia menjual domba hingga sapi. Hewan kurban yang dijual itu, ia beli dari  peternak, para pedagang hewan di pasar, dan ada juga yang diambil dari hasil ternaknya sendiri. ”Untuk pembelinya kebanyakan dari Magelang saja. Tapi ada juga dari luar daerah, bahkan Jakarta, karena saya juga menjual via Facebook,” katanya, saat ditemui, Senin (5/8). Soal harga hewan kurban, kata Gus Acong, bervariasi, tergantung dari ukuran hewan. Cukup variatif, ia mematok harga dari Rp1,8 juta per ekor untuk kambing, sedangkan sapi mulai dari Rp19 juta hingga Rp53 juta per ekornya.”Saya dapatkan keuntungan dari penjualan di sini, sekitar Rp200-300 ribu per ekornya,” ujarnya. Pembeli, kata dia, mulai dari masyarakat, instansi pemerintahan hingga swasta. ”Saat ini masih sepi pembeli. Biasanya seminggu jelang Idul Adha baru ramai,” imbuhnya. Hewan kurban yang telah terjual, katanya, akan dipakaikan kalung bertuliskan nama pembelinya sebagai penanda. Sebab, tak jarang pembeli memilih untuk menitipkan hewan kurbannya, di tempat-tempat penjualan kurban.”Kesannya jadi agak mahal karena dititipkan. Mereka yang beli dengan sistem itu biasanya harus membayar uang muka terlebih dahulu,” papar dia. Pedagang hewan kurban lainnya, Anang Arifin (41) mengaku penjualan hewan kurban saat ini masih terlihat normal. Terlebih di lapak hewan kurban yang gunakan itu dijual kambing-kambing jenis tertentu. Terang saja, harga yang ditawarkan pun makin mahal. ”Kambing Garut misalnya, saya jual harga Rp5 juta, Moreno Rp8-7 juta, tergantung ukuran, dan paling murah kambing biasa sekitar Rp2 juta,” sebutnya. Meski keuntungan yang ia peroleh cukup lumayan, namun bukan berarti usaha yang dilakukan Arifin tak punya hambatan. Masalah paling menyulitkan, akunya, adalah potensi terserangnya penyakit hewan. Terlebih, kondisi cuaca dan suhu yang lumayan ekstrem belakangan ini. ”Suhu sekarang sangat dingin, jadi kambing-kambing mudah terserang penyakit. Ada yang sakit mata, diare, jadi harus nunggu sampai sembuh baru dijual,” terangnya. Sementara itu, Muhaimin (65), pedagang asal Bandongan, Kabupaten Magelang yang sudah mentradisikan untuk jualan di Kota Magelang tiap momen Idul Adha ini mengaku penjualan hewan kurban tahun ini cenderung turun. ”Tahun ini lebih sepi dari pada tahun kemarin. Tahun ini paling 80 ekor terjual dan belum nambah lagi. Padahal tahun 2018 lalu bisa jual 100 ekor, sampai H-7 Idul Adha,” tuturnya. (wid/dit/nur)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: