Pelatihan Kultur In Vitro Dapat Dilakukan dengan Biaya Murah

Pelatihan Kultur In Vitro Dapat Dilakukan dengan Biaya Murah

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG-Pelatihan kultur in vitro yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota Magelang hanya dibatasi 10 orang. Pelatihan dengan mengedepankan protokol kesehatan itu berlangsung selama 2 hari. Solihun, Kasie Tanaman Pangan dan Holtikultura menjelaskan kegiatan kultur in vitro ini untuk mengedukasi masyarakat cara pembuatan kultur skala rumahan. \"Pemahaman banyak orang itu kultur itu susah dan mahal. Tapi dalam pelatihan ini menggunakan cara mudah dan murah,\" ujarnya. Tahun ini, pelatihan kultur berbeda dengan tahun sebelumnya karena masih dalam pandemi Covid. \"Peserta tahun ini hanya 10 orang dengan menggunakan protokol kesehatan,\" tambahnya. Pelatihan kultur in vitro tersebut menghadirkan narasumber Ir Pranowo Singgihsandjojo, yang merupakan Asesor Kompetensi/ Ahli Kultur In vitro dan Ir M Inawati Haryanti Mulyadi, Ahli Kultur In Vitro V&M Biotechnology (Recipe, Consultancy And Growing Instructions) dan dibantu tiga mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Jogjakarta Magelang Progdi Teknologi Benih Syelfa Salshabila Agustin, Reva Bimo Nugroho dan Aulia Dwi Chandra. Sebelum praktik, narasumber terlebih dulu memberikan materi dalam kultur invitro yaitu tentang penyilangan kemudian dilanjutkan aklimatisasi pada tanaman anggrek. Inawati menjelaskan penyilangan dilakukan membantu atau mempermudah penyerbukan pada anggrek, dilakukan usaha penyerbukan buatan dengan bantuan manusia. Pada saat penyerbukan buatan ini, seringkali dilakukan penyerbukan silang. Penyerbukan silang dilakukan dengan tujuan untuk memperbanyak jenis / variasi warna bunga anggrek. Misalnya dengan menyilangkan warna atau sifat sifat unggul yang diinginkan. Persilangan mula-mula dilakukan dengan membuka alat kelamin anggrek. Tusuk gigi yang telah ditempelkan pada lempeng perekat, digunakan untuk mengambil pollen, kemudian pollen diletakkan di kepala putik. Persilangan ini dilakukan apabila tanaman induk dalam keadaan sehat. Tanaman sehat memiliki daun daun yang hijau, segar, tumbuh tegak, kuat dan kokoh. Pilih tanaman induk yang memenuhi kriteria sebagai bunga yang baik. Setelah itu peserta praktek aklimatisasi yaitu memindahkan tanaman hasil kutur jaringan dari dalam botol untuk ditanam di lingkungan yang berbeda atau baru, baik itu media tanah maupun spagnum moss putih, akar Kadaka atau pakis. Tanaman yang di dalam botol (in vitro) sebetulnya sudah menjadi tanaman sempurna (daun, batang, akar) tetapi diperoleh dalam keadaan kelembaban tinggi dan heterotrof. Tanaman-tanaman tersebut harus berubah dari sifat heterotrof menjadi autotrof. kegagalan yang paling tinggi adalah saat memindahkan dari dalam botol ke luar botol. \"Hasil di dalam botol bagus tidak jaminan lolos (hidup) setelah keluar dari botol aklimatisasi menjadi proses yang penting dalam aplikasi kultur jaringan dan merupakan masa yang sangat kritis, karena plantlet in vitro menunjukkan beberapa sifat yang tidak menguntungkan,\" jelas Inawati. Syelfa Salsabila mengaku bangga bisa mendampingi peserta pelatihan. Meski sedikit namun ia berharap masyarakat dapat mengembangkanya di rumah. \"Anggapan jika kultur jaringan itu susah dan mahal tidak selalu benar. Karena apa yang diajarkan di sini dapat dilakukan dengan mudah, biaya murah dan berhasil,\" ungkapnya.(hen)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: