Pembangunan Pasar Induk Wonosobo Berimbas pada Pedagang di Relokasi
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Pembangunan Pasar Induk Wonosobo yang diperkirakan akan berlangsung hingga Oktober 2020 cukup berimbas pada para pedagang di lapak relokasi yang tak jauh dari jalan masuk menuju kawasan pembangunan. Meski begitu, menurut salah satu pedagang daging, Ana, hal itu tidak begitu berpengaruh pada omzet harian maupun para pembeli. Justru yang dikhawatirkannya adalah pasokan daging menuju akhir tahun. Menurutnya, kenaikan harga daging biasanya terjadi pada momentum liburan. “Dari yang sudah-sudah pola kenaikan harga daging ya saat liburan seperti lebaran, momen hari besar, hingga natal dan tahun baru. Semoga tahun ini tidak seperti yang sudah-sudah. Naik pun masih wajar,” ungkapnya kemarin (19/11). Dikatakan ana, kini kisaran harga daging sapi ada di rentang Rp120.000 hingga Rp125.000 dengan perbedaan kualitas yang tidak begitu jauh. Bahkan mayoritas daging yang dipasok ke pasar induk ialah daging sapi lokal dari peternak lokal. Baca Juga Residivis Curanmor Melawan, Petugas Polres Wonosobo Lumpuhkan Pakai Timah Panas “Kalau setahu saya, yang dipasok ke lapak-lapak di sini semua dari sekitar Wonosobo saja, mayoritas dari beberapa daerah yang memang sentra peternak sapi, seperti lereng Sumbing sampai ke Sapuran masih banyak. Bahkan ada beberapa pedagang yang sudah ada rekanan peternak di beberapa kelompok tani,” ungkapnya. Selain itu, terkait pasokan daging lainnya, seperti ayam dikatakan salah satu pedagang Aminah justeru tengah melimpah. Terlebih lagi dengan banyaknya peternak lokal yang bekerjasama dengan perusahaan dari beberapa kota besar. “Kalau pasokan ayam masih normal, kecuali untuk ayam kampung memang harus pesan dulu. Ada juga pilihan kualitasnya untuk ayam yang kiloan, atau tidak utuh. Misalnya ada yang lebih memilih ukuran besar atau sedang, kalau untuk pedagang tertentu justeru meminta yang tidak begitu besar. Mungkin karena untuk olahan sop dan sebagainya,” ungkapnya. Baca Juga Pengajuan Tambahan Kuota CPNS Ditolak, Pemkab Temanggung hanya Dapat Jatah 37 Formasi Dari sisi harga, masih di kisaran Rp30.000 per kilogram dengan berbagai pilihan kualitas. Bahkan kini, permintaan untuk daging bebek maupun entok juga dinilai meningkat berdasar minat masyarakat. Meski dari sisi harga cukup fantastis. “Kalau untuk entok memang jarang yang sedia sudah dalam keadaan potong, rata-rata pesan hidup. Karena mahal, bisa tiga kalinya harga ayam biasa. Meski ada pembangunan pasar induk dan jalur diubah, tapi pembeli sama saja, apalagi juga jalan masih bisa dijangkau pejalan kaki,” pungkasnya. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: