Pemdes Ketitang Pangkas Hasil Panen, Untuk Warga Terdampak Covid-19
MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Pemerintah Desa Ketitang Kecamatan Jumo memangkas hasil panen dari tanah bengkok desa untuk diberikan kepada warga kurang mampu yang terdampak Covid-19. Bantuan akan diberikan secara bertahap selama pandemi ini. Kepala Desa Ketitang Kecamatan Jumo Giri Setyawan mengatakan, tidak hanya masyarakat di perkotaan saja yang mulai terdampak oleh Covid-19, masyarakat didesa juga merasakan hal yang sama terutama bagi masyarakat yang sebelumnya bekerja di luar kota dan pulang karena wabah ini. “Dampak ekonomi yang paling dirasakan masyarakat, apalagi bagi masyarakat kami yang selama ini bekerja diluar daerah. Mereka saat ini terpaksa pulang karena tempat bekerjanya tutup atau tidak beroperasional lagi,” katanya usai memberikan bantuan, Kamis (23/4). Menurutnya, dari sekitar 580 kepala keluarga (KK) sebagian mengadu nasib diluar daerah karena di rumah tidak mempunyai lahan pertanian atau pekerjaan. Sehingga ketika mereka pulang, akhirnya menganggur karena tidak ada pekerjaan yang bisa lakukan. Baca juga Kurangi Kerumunan, Jalur Masuk Wonosobo Kota Ditutup “Cukup banyak yang mengadu nasib diluar kota, biasanya pulang saat Lebaran atau hari libur. Namun saat ini mereka pulang karena tempatnya bekerja tidak lagi membutuhkan tenaga mereka,” tuturnya. Menurutnya, saat pulang dari rantauan, pesangon yang mereka dapat dari tempat bekerja juga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga selama pandemi ini mereka sangat membutuhkan bantuan. Bantuan ini diambilkan dari hasil tanah bengkok milik perangkat desa yang ada di Desa Ketitang. Setiap perangkat hasil panen dari tanah bengkok dipotong Rp1 juta. Dari dana ini kemudian dibelanjakan sembako berupa beras, mie instan, gula pasir dan telur. “Setiap kepala keluarga yang terdampak Covid-19 akan mendapatkan satu paket sembako ini,” terangnya. Tidak hanya warga perantauan saja yang mendapatkan bantuan sembako, tapi juga masyarakat kurang mampu dan tidak mempunyai lahan pertanian. “Utamanya untuk kurang mampu yang ada di desa kami, tahap pertama ini dibagikan sebanyak 32 paket,” terangnya. Pemberian bantuan ini akan dilakukan secara berkelanjutan, tahap kedua direncanakan akan dibagikan pada pertengahan bulan Ramadan ini. “Jangan sampai ada warga masyarakat yang kelaparan atau kesusahan mendapatkan makanan, kami akan berusaha semaksimal mungkin menjaga ketahanan pangan didesa kami,” tandasnya. Terkait dengan warga yang baru saja pulang dari luar daerah. Pihak desa sudah menyiapkan segala sesuatunya termasuk untuk isolasi atau karantina. “Kami sudah siap, warga kami yang pulang dari perantauan langsung kami screening dan kami perlakukan sesuai dengan aturan yang berlaku. Alhamdulillah semuanya kooperatif dan mengerti,” tambahnya. Sementara itu Subiyanto salah satu warga penerima bantuan menuturkan, selama ini dirinya bekerja di luar daerah sebagai loper alat peraga belajar untuk anak SD dan SMP. Namun karena ada wabah Covid-19 ini perusahaan tempat dirinya ditutup. Sehingga dengan sangat terpaksa pulang kampung. “Sudah tidak ada lagi pekerjaan, jadi pulang kampung. Disini juga sama saja menganggur karena saya tidak punya sawah dan pekerjaan dikampung,” tuturnya. Ia mengaku sangat terbantu dengan bantuan yang diberikan oleh pihak desa, kedepan dirinya berharap tidak hanya bantuan sembako saja. Namun ada tawaran pekerjaan sehingga dirinya bisa mencukupi kebutuhan rumah tangganya. “Bantuan seperti ini memang sangat kami butuhkan, tapi harapan kami juga ada pekerjaan sehingga tidak hanya mengandalkan bantuan saja,” harapnya.(set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: