Petani Cengkeh Resah, Harga Terjun Bebas

Petani Cengkeh Resah, Harga Terjun Bebas

MAGELANGEKSPRES.COM, PURWOREJO - Petani cengkeh di wilayah Kecamatan Kaligesing Purworejo diresahkan dengan anjloknya harga cengkeh memasuki panen cengkeh tahun 2019 ini. Dibandingkan musim panen sebelumnya, harga cengkeh saat ini turun sekitar 30 hingga 40 persen. Salah seorang petani cengkeh dari Desa Pandanrejo, Ahmad Kosim (32) mengungkapkan, saat ini cengkeh basah per kilo dihargai Rp18 ribu hingga Rp25 ribu di pasaran. Padahal untuk memetik buah cengkeh juga membutuhkan operasional yang tidak sedikit. \"Pohon cengkeh yang ada di wilayah Kaligesing sudah cukup besar dan tinggi. Sehingga membutuhkan tenaga profesional untuk memetiknya. Dan ongkosnya juga tidak murah,\" katanya. Karena tidak sebanding antara hasil cengkeh dengan biaya operasional, ia memilih untuk tidak menjualnya sekarang. Ia mengaku akan mengeringkan hasil panenannya itu dan menyimpan hingga harga di pasaran stabil atau naik seperti biasanya. \"Ini saya lakukan untuk menghindari kerugian dan mendapatkan harga cengkeh yang wajar. Kalau harga sudah membaik, baru saya jual ke tengkulak,\" katanya. Berbeda dengan petani lain, Marjuni(40) warga Ngaran Kecamatan Kaligesing. Meski harga sedang kurang bersahabat, namun dirinya tidak bisa berbuat banyak selain menjual hasil cengkeh panenannya dengan harga yang rendah itu karena terbentur kebutuhan. \"Mungkin ada yang menimbun dahulu menunggu harga baik. Saya tidak bisa seperti itu karena dikejar kebutuhan keluarga. Jadi ya terpaksa saya menjualnya. Yang penting tidak rugi,\" katanya. Dikatakannya, panen pada bulan Mei panen pertama harga Rp26.000 per kilogram. Saat ini terus menurun hingga Rp18.000 per kilogram. Padahal panen sebelumnya bisa mencapai Rp35.000 per kilogram cengkeh basah. Marjuni pun menyadari saat ini hasil panen kurang memuaskan. Sehingga petani lebih memilih untuk bagi hasil. Setiap harinya, ia harus membayar Rp60.000 untuk tukang petik cengkeh, ditambah menyediakan makan dan minum. \"Akhirnya banyak yang maro atau mertiga (bagi hasil) karena panen saat ini kurang memuaskan. Untung hasil panen, rata-rata petani tidak lebih mendapat untung 50 persen dari hasil panen. Untuk biaya kebutuhan saat ini masih kurang. Harapan saya pemerintah mempedulikan petani cengkeh melalui pupuk dan bibit cengkeh. Saat ini petani masih cukup kesulitan mendapatkan pupuk,” pungkasnya. (luk)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: