Petani di Kalimanggis Pilih Kobis Dibanding Tanam Tembakau

Petani di Kalimanggis Pilih Kobis Dibanding Tanam Tembakau

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Sejumlah petani di Desa Kalimanggis Kecamatan Kaloran lebih memilih menanam kubis dibandingkan tanaman lainnya memasuki musim kemarau ini. Sardi salah satu petani desa setempat menuturkan, musim kemarau tahun in berbeda dengan tahun sebelumnya. Meskipun memasuki musim kemarau namun ketersediaan air di lahan masih banyak. “Kalau tahun 2019 lalu bulan Mei sudah memasuki musim kemarau, jadi lahan kami kering tidak bisa ditanam apapun,” terangnya, Rabu (22/7). Ia menuturkan, musim kemarau tahun ini tidak seperti tahun lalu. Tahun ini meskipun sudah memasuki musim kemarau, di bulan Juni lalu beberapa kali masih turun hujan. Kondisi ini masih mendukung untuk bercocok tanam. Terutama untuk menanam sayuran yang tidak begitu membutuhkan banyak air, berbeda dengan padi yang membutuhkan banyak air. “Kalau tanam padi saya khawatir saat padi sudah mulai hidup dan tumbuh, ketersediaan air berkurang, sehingga bisa gagal panen karena kekurangan air,” tuturnya. Namun untuk tanaman sayuran terutama jenis kobis ini tidak begitu banyak membutuhkan air, sehingga ketika memasuki puncak musim kemarau masih bisa hidup. Baca Juga PPSDSN Penganthi Temukan Dua Teknologi untuk Bantu Disabilitas Netra “Kalau kobis ini kan cukup disiram saja, beda dengan padi yang harus diairi hingga merata semua lahannya,” ujarnya. Selain itu, menanam kobis biayanya lebih murah dibandingkan tanaman lainnya. Perawatan tanaman kobis ini lebih ringan dan tidak membutuhkan biaya yang mahal. “Benihnya murah, bisa menyemai sendiri. Perawatannya hanya butuh penyemprotan dengan obat-obatan pertanian yang biayanya juga terjangkau,” tuturnya. Sardi mengaku tidak tertarik untuk menanam tembakau, sebab tembakau yang ditanam di lahan pertaniannya kualitasnya juga tidak sebagus dengan tembakau yang ditanam di lereng Gunung Sindoro-Sumbing maupun Gunung Perahu. “Dulu sering tanam tembakau, tapi kualitasnya tidak sebagus daerah lain, jadi saat ini lebih memilih tanam sayuran. Tapi sebenarnya saya senang juga tanam tembakau, hanya karena kualitasnya tidak bagus saja kalau ditanam di sini,” ujarnya. Ia berharap, ke depan kondisi semakin membaik, sehingga hasil pertanian bisa terjual dengan harga yang layak. Tidak seperti saat ini harga hasil pertanian sedang tidak ada yang bagus.(set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: