Polri Harus Terbuka pada Kritik

Polri Harus Terbuka pada Kritik

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Polri merayakan HUT Ke-74 Bhayangkara. Selain mengedepankan profesionalisme, korps baju cokelat itu juga diminta terbuka terhadap kritik. Sebagai alat negara, Polri memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting. \"Polri harus terus menerus terbuka terhadap kritik. Masyarakat juga jangan segan memberikan masukan dan kritik pada polisi. Bayangkan kalau satu negara saja, polisi dan tentaranya terhenti selama setengah jam, negara bisa bubar. Tidak ada yang mengamankan, maka orang bisa bertindak brutal, kriminal dan tindakan teror lainnya,\" ujar Menkopolhukam Mahfud MD di Jakarta, Rabu (1/7). Karena itu, Mahfud meminta agar masyarakat bisa memberikan kritik yang konstruktif. Tujuannya untuk kemajuan institusi Polri. \"Bahwa harus ada yang diperbaiki iya. Tetapi Polri sendiri harus pada komitmen sebagai abdi negara dan abdi bangsa yang siap menjaga NKRI,\" imbuhnya. Hal senada diucapkan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet). Dia menekankan pentingnya personel Polri mengedepankan pendekatan humanisme daripada pendekatan kekuatan senjata. \"Pendekatan humanisme bukan berarti membuat Polri menjadi lemah. Melainkan membuat Polri dan rakyat semakin dekat. Sehingga rakyat bukan hanya sekadar takut dengan aparat kepolisian, melainkan segan dan bangga,\" ujar Bamsoet di Jakarta, Rabu (1/7). Menurutnya, memasuki usia ke-74, Polri wajib terus berbenah diri untuk semakin menjadi Profesional, Modern, dan Terpercaya (Promoter). Dari hasil survei Lembaga Indikator pada 16-18 Mei 2020 memperlihatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri cukup tinggi. Yaki 79,4 persen. \"Ini memperlihatkan citra kepolisian di mata rakyat masih baik. Ruang perbaikan terbuka lebar, selama Polri tetap mau terbuka dan mendengar masukan,\" imbuhnya. Dia mengingatkan senjata yang dititipkan negara tidak boleh menjadikan polisi arogan. Melainkan harus dimaknai sebagai bentuk kepercayaan sekaligus tanggung jawab besar Polri menjaga keamanan, ketertiban dan keselamatan hidup rakyat. Polri, lanjutnya, harus berdiri di atas semua golongan. Sehingga tidak boleh menjadi alat kekuasaan segelintir pihak. \"Sangat penting bagi setiap personel Kepolisian meneladani profesionalitas dan integritas Jenderal Hoegeng. Beliau adalah teladan yang sudah menunjukkan sikap bahwa dirinya tak bisa dibeli oleh uang maupun kekuasaan,\" tegasnya. Terpisah, Ketua Komisi III DPR, Herman Hery mengatakan, HUT ke-74 Polri menjadi momentum untuk terus meningkatkan sinergitas bersama seluruh elemen masyarakat. Dia berharap Polri terus mengembangkan diri untuk tetap menjadi tulang punggung stabilitas nasional. \"Salah satunya mengembangkan kemampuan diri mengikuti perkembangan zaman dan teknologi,\" ujar Herman di Jakarta, Rabu (1/7). Menurut dia, upaya polisi mengembangkan diri dan kemampuannya tak lepas dari semakin canggihnya pola serta modus para pelaku kejahatan. Politisi PDIP itu menilai cepatnya perubahan di masyarakat dan kecanggihan teknologi, menjadi tantangan yang harus direspons dengan baik oleh Polri. \"Polisi yang peka terhadap perubahan serta mampu menjaga suasana kondusif di masyarakat adalah bukti hadirnya negara dalam melindungi serta mengayomi warganya,\" paparnya. Selama masa pandemi COVID-19, lanjutnya, Polri tidak pernah berhenti melakukan kerja-kerja penegakan hukum dalam melindungi masyarakat. \"Kita semua berharap Polri bisa terus menjadi penegak hukum yang jujur, adil, dan profesional. Serta memegang teguh amanat konstitusi, serta menjunjung tinggi penghargaan terhadap hak asasi manusia,\" pungkasnya.(rh/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: