PPSDSN Penganthi Temukan Dua Teknologi untuk Bantu Disabilitas Netra

PPSDSN Penganthi Temukan Dua Teknologi untuk Bantu Disabilitas Netra

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Sensorik Netra (PPSDSN) Penganthi Temanggung, berhasil menciptakan terobosan baru bagi penyandang disabilitas netra agar lebih aman saat menjalankan aktivitas di luar. Kepala PPSDSN Temanggung Purwadi menyebutkan, terobosan baru tersebut yakni rompi Penganthi (Penuntun Dengan Teknologi) dan tongkat putih. Kedua alat ini diharapkan mampu membantu penyandang disabiltas netra saat harus beraktivitas di luar rumah. “Kedua alat ini merupakan murni dari inovasi dari teman-teman tim inovasi di PPSDSN Temanggung,” terang Purwadi, Rabu (22/7). Sebenarnya kata Purwadi, ide untuk membuat kedua alat ini sudah ada sejak tahun 2019 lalu. Kemudian ide-ide ini terus dikembangkan, dengan tujuan mengurangi resiko kecelakaan bagi tuna netra. “Awalnya memang dari keprihatinan kami terhadap penyandang tuna netra, saat beraktivitas di luar banyak yang pulangnya mengalami luka di kaki karena terbentur, dan banyak kejadian lainnya,” tuturnya. Baca Juga Kecelakaan Tunggal, Tiga Orang Terjepit Bodi Truk Dari kejadian-kejadian tersebut lanjutnya, pihaknya berupaya keras membuat alat untuk membantu penyandang disabilitas ini. Kemudian muncul ide untuk membuat rompi yang dilengkapi dengan sensor jarak yang dilengkapi dengan alarm. “Di rompi ini selain dilengkapi dengan kedua teknologi tersebut juga dilengkapi dengan lampu led,” terangnya. Menurutnya, saat dipakai oleh penyandang disabilitas netra, rompi itu akan mengeluarkan bunyi dalam jarak tertentu, sehingga dengan bunyi dari alarm ini penyandang disabilitas bisa menghindari benda yang berada di depannya. “Semakin dekat dengan benda maka alarm itu bunyinya akan semakin kencang, ini sebagai pertanda jika penyandang disabilitas harus menghindar atau mengubah arah saat berjalan,” jelasnya. Tim Inovasi Penganthi Windu Darojat menambahkan, rompi Penganti dibuat berdasarkan kegunaan dari masing-masing alat yang sebetulnya mudah ditemukan. Sensor jarak yang dipasang pada rompi adalah sensor parkir mobil yang dimodifikasi sehingga jarak serta sudut penerimaanya bisa disesuaikan oleh penggunanya. Sedangkan tongkat putih lanjutnya, dilengkapi dengan sensor air, di mana saat digunakan dan menyentuh air maka alarm yang berada di tongkat putih ini akan berbunyi. Untuk melaksanakan kegiatan orientasi dan mobilitas pada malam hari, rompi Penganti juga dilengkapi dengan lampu LED. Hal ini dimaksudkan agar pengguna jalan bisa dengan mudah mengidentifikasi disabilitas sensorik netra dan bisa meminimalisir kecelakaan. Rompi Penganti didesain agar mudah untuk direplikasi oleh siapapun dengan harga yang murah dan komponen yang mudah didapatkan pada toko-toko elektronik. Hal ini dimaksudkan agar lembaga atau masyarakat yang peduli dengan keberadaan penyandang disabilitas sensorik netra dapat membuat dan mendistribusikan. Windu menuturkan, penambahan fungsi dan manfaat pada rompi Penganti akan terus dilalukan. Di samping sebagai alat bantu dan identitas, rompi juga akan dikembangkan agar lebih aksesibel bagi penyandang disabilitas. “Ke depan akan ditambah dengan penanda getar, headset output, serta panel surya untuk mengisi daya batere selain itu rompi juga akan difungsikan sebagai alat kesiapsiagaan dan antisipasi bencana dengan penambahan sensor api, panic button( sirine dan lampu flash) serta sensor line tracking yang fungsinya mirip dengan robot line follower,” terangnya. Windu menambahkan, kompleksitas alat yang disematkan pada rompi dan tongkat tetap berpatokan terhadap kemudahan untuk direplikasi. “Kami juga membuka diri bagi masyarakat dan lembaga pemerintah yang tertarik untuk mereplika hasil karya kami dan mohon dukungan dari segenap pihak, agar inovasi rompi Penganti dapat difungsikan untuk meningkatkan kepercayaan diri penyandang disabilitas sensorik netra, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian,” harapnya.(Set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: