Produksi Bawang Putih di Temanggung Turun 20 Persen

Produksi Bawang Putih di Temanggung Turun 20 Persen

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Tingginya curah hujan yang terjadi selama musimnya di tahun 2020 ini, membuat produksi bawang putih di Desa Boresan Kecamatan Bansari turun hingga 20 persen. Petani berharap harga bawang putih bisa kembali naik terus. Slamet (45) salah satu petani bawang putih di Desa Boresan Kecamatan Bansari menuturkan, produksi bawang putih pada panen raya tahun ini hanya berkisar antara 6 hingga 8 ton basah dalam satu hektar. Pada kondisi normal produksi bawang putih basah bisa mencapai 10 ton setiap hektarnya. “Ini baru awal panen raya, produksinya sudah mulai kelihatan, punya saya ini turun 20 persen,” tuturnya. Menurutnya, turunnya produksi bawang putih ini lantaran, tingginya curah hujan yang terjadi dalam kurun waktu empat bulan terakhir ini. Pertumbuhan dan perkembangan bawang putih menjadi terhambat karena kelembaban udara sangat tinggi. Apalagi lanjutnya, jika hujan terjadi pada malam hari, air hujan yang meresap ketanah tidak pernah bisa tuntas, kondisi ini membuat batang bawang putih sangat rawan penyakit busuk batang. Selain itu ancaman penyakit juga lebih tinggi jika hujan sering terjadi pada malam hari. “Sejak tanam sekitar akhir bulan November lalu hingga saat ini cuaca cukup ekstrim, hujan deras dengan intensitas cukup tinggi sering kali terjadi,” ujarnya. Belum lagi, kata Slamet, jika hujan disertai dengan angin kencang, tanaman bawang putih yang sudah mulai memasuki tahap pertumbuhan hingga pengumbian akan sangat rawan ambruk. Baca Juga Korban Tanah Gerak di Purworejo Berharap Segera Direlokasi “Jika daunnya sudah ambruk, pertumbuhan dan pengumbian atau pembuahan bawang putih tidak bisa maksimal,” terangnya. Jianto (39) petani lainnya juga menuturkan hal yang sama, cuaca ekstrim yang terjadi saat ini pengaruhnya sangat besar terhadap tanaman bawang putih. Oleh karena itu perawatan harus dilakukan lebih maksimal, dengan harapan bawang putih tetap bisabertahan meskipun diterjang hujan dan angin selama musim penghujan ini. “Mulai dari pupuk hingga obat-obatan pestisida harus diperhatian, penyemprotan juga harus dilakukan lebih rutin agar tanaman bawang putih lebih sehat,” katanya. Ia berharap, meskipun produksi bawang putih pada panen raya tahun ini menurun, petani berharap harga jual bawang putih basah bisa terus naik, sehingga kerugian yang dialami oleh petani tidak terlalu banyak. “Kalau harganya tidak naik, kerugian yang dialami petani akan semakin banyak,” tuturnya. Saat ini harga bawang putih basah berkisar antara Rp17 ribu hingga Rp21 ribu perkilogram, harga ini masih cukup bagus. Namun petani berharap harga jual bawang putih basah bisa lebih dari harga tersebut. “Harapan kami bisa mencapai Rp25 ribu perkilogram, dengan harga ini meskipun produksinya menurun kerugian yang ditanggung petani tidaklah banyak,” tuturnya.(set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: