Produksi Padi di Temanggung Awal Tahun Turun, Petani Tertolong dengan Harga
MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG - Meskipun produktivitas padi pada panen awal tahun ini mengalami penurunan, namun petani cukup beruntung karena harga jual gabah kering panen (GKP) masih berada di kisaran Rp4.500 hingga Rp4.700 per kilogram. Sunardi (54) salah satu petani di Desa Gondang Kecamatan Tembarak menuturkan, harga jual GKP saat ini lebih baik jika dibandingkan dengan panen raya sebelumnya. Panen raya sebelumnya hanya laku terjual antara Rp3.700 sampai Rp4.200 saja. \"Kalau harga biasanya memang tergantung dari kualitas dan jenisnya, tapi untuk awal tahun ini memang harganya cukup bagus,\" tuturnya di sela menjemur gabah miliknya, kemarin. Menurutnya, di awal panen raya yakni dipertengahan hingga akhir bulan Januari lalu, harga GKP masih cukup rendah yakni di kisaran Rp4.300 per kilogram, dan lambat laun harga terus mengalami kenaikan. Baca Juga Pasar dan Toko Kebutuhan Dasar Tetap Buka pada 7-8 Februari, Pemkot Magelang Dukung Program “Jateng di Rumah Saja” \"Naiknya bertahap mulai dari naik Rp100 per kilogram hingga naik Rp400 per kilogram, dan saat ini GKP dengan kualitas terbaik bisa laku terjual Rp4.700 per kilogram,\" tuturnya. Baca Juga Pasar dan Toko Kebutuhan Dasar Tetap Buka pada 7-8 Februari, Pemkot Magelang Dukung Program “Jateng di Rumah Saja” Kendati demikian, meskipun harga jual GKP saat ini mengalami kenaikan, namun produktivitas padi di awal tahun ini turun hingga 40 persen. Dari lahan miliknya yang ditanami padi seluas 3.000 meter persegi, saat ini hanya mampu memproduksi sekitar 9 kuintal GKP saja. Padahal jika kondisi normal bisa memproduksi 13 sampai dengan 15 kuintal GKP. \"Awal tahun ini memang sering sekali turun hujan, jadi sangat berpengaruh terhadap produktivitas padi. Padahal perawatan sudah dilakukan secara maksimal, namun tetap saja belum bisa meningkatkan produktivitas padi,\" keluhnya. Senada juga disampaikan Arief (43) petani lainnya. Cuaca yang terjadi di akhir tahun 2020 hingga awal tahun 2021 ini sangat tidak bersahabat. Tidak hanya satu atau dua petani saja yang mengeluhkan penurunan produktivitas padi, namun hampir sebagian besar petani mengalami hal yang sama. \"Bisa jadi tidak hanya petani di Temanggung saja, kondisi seperti ini juga dialami oleh petani di daerah lain,\" ujarnya. Selain mengalami penurunan harga, saat ini petani dihadapkan dengan cuaca saat mengeringkan atau penjemuran. Sejak awal tahun hingga saat ini hujan sering turun lebih cepat di setiap harinya. \"Kualitas gabah kan juga tergantung dari pengeringan setelah panen, kalau kondisinya seperti ini terus bisa mempengaruhi kualitas berasnya,\" katanya. Arief mengaku, saat ini tanaman padi miliknya hanya mampu memproduksi 10 kuintal GKP saja. Ia menyatakan hasil panen ini tidak akan dijual, namun akan dijadikan sebagai simpanan untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga. \"Sekarang apa-apa mahal, bagi petani seperti kami ini memiliki beras sudah cukup, jadi hasil panen tahun ini khusus saya simpan untuk persediaan bahan pangan, tidak akan saya jual,\" tuturnya. (set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: