Sektor Pertanian Bertahan di Tengah Pandemi, Vita Ervita : Pemerintah akan Membentuk 2,5 juta Petani Milenial

Sektor Pertanian Bertahan di Tengah Pandemi, Vita Ervita : Pemerintah akan Membentuk 2,5 juta Petani Milenial

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG - Dampak pandemi Covid-19 dirasakan oleh semua lini di Kabupaten Temanggung. Namun sektor pertanian menjadi salah satu lini yang mampu bertahan. Oleh karenanya, sektor ini akan semakin dikembangkan dengan membentuk 2,5 juta petani milenial. \"Pemerintah akan berusaha memberikan peluang kepada pemuda untuk mengolah dan mengembangkan hasil pertaniannya di setiap daerah,\" ujar anggota Komisi VI DPR RI, Vita Ervita SE MBA, pada Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Pemuda Tani dan Penyuluh pertanian khususnya Peningkatan Nilai Tambah Komoditas Bawang Merah, yang digelar Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Sabtu (20/3). Ia mengatakan, selama ini petani memang dipandang sebelah mata oleh kaum milenial, namun ternyata kekuatan perekonomian dari sektor ini cukup kuat, apalagi jika didukung penguasaan internet. Baca juga Peringati HUT Kota Mungkid, PKK Gelar Lomba Senam Kreasi \"Butuh dukungan dan upaya yang kuat sehingga kaum milenial bisa terjun menjadi petani muda milenial,\" katanya. Menurut Vita, pertanian berperan strategis yang tetap tumbuh positif di tahun 2020 perlu dipertahankan dan ditingkatkan, guna mendorong perekonomian nasional tetap bertumbuh. Ini membuktikan bahwa sektor pertanian merupakan penopang ketahanan pangan yang kokoh. Terkait bimtek, politisi PDIP itu menjelaskan, adalah salah satu strategi program aksi guna mencapai cita-cita yang tidak main-main, yakni mendorong terciptanya 2,5 juta petani milenial, sebagai modal awal dalam mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan di Indonesia. Maka utamanya di Kabupaten Temanggung, lanjut dia, pertanian hortikultura yang menjadi andalan harus benar-benar mendapat perhatian serius. Di Temanggung Bimtek dikhususkan untuk komiditi bawang putih dan bawang merah, sedangkan di Wonosobo untuk kopi dan di Magelang peternakan. Dikatakan bimtek juga sebagai wujud nyata dan bentuk komitmen kehadiran pemerintah dan wakil rakyat dalam peningkatan pertumbuhan dan penguatan kapasitas calon wirausaha muda pertanian dan juga para Penyuluh pertanian. Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (UPPM) Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang, Akimi MM mengatakan, bawang putih dan merah punya karakteristik harga fluktiatif. Namun dengan penjualan sistem daring, harga yang diperoleh dan keuntungannya akan sangat menjanjikan. \"Meski kita tidur proses penjualan tetap berjalan, uang dan keuntungan akan menunggu ketika bangun dan kembali aktivitas,\" katanya. Sementara Wahadi, salah satu peserta menuturkan, pelatihan seperti ini memang sangat dibutuhkan oleh petani, terutama petani yang baru akan mulai melangkah. \"Kami sangat butuh seperti ini, apalagi jika dilengkapi dengan praktek dan dilakukan secara berkelanjutan,\" harapnya. (set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: