Sepuluh Balita Meninggal Karena HIV/AIDS
MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Dari catatan Komisi Penanggulangan HIV/Aids Temanggung hingga November 2019 ini, tercatat 10 dari 30 balita meninggal dunia karena penyakit mematikan HIV/Aids ini. Wakil Ketua I KPA Kabupaten Temanggung dr Supardjo MKes mengatakan, 30 balita yang terpapar HIV/Aids sebelumnya sudah dilakukan pendampingan secara intensif. Pihaknya sudah semaksimal mungkin melakukan pendampingan namun 10 balita meninggal karena penyakit tersebut. “Balita dan anak yang terpapar HIV/Aids terus mendapat pendampingan agar bisa hidup dengan produktif,” kata Supardjo, Jumat (22/11). Ia menyebutkan, secara keseluruhan jumlah penderita HIV/Aids di Kabupaten Temangung mencapai 480 kasus dengan kasus meninggal 186 yang 10 di antaranya adalah balita. Pendataan terhadap warga yang terpapar penyakit ini terus dilakukan. “KPA berusaha menemukan lebih banyak penderita, dan melakukan pendampingan pada penderita,” katanya. Baca Juga 260 Personel Diterjunkan Amankan Pilkades Bandongan Supardjo mengatakan dari 480 kasus temuan KPA sejak 1997, terinci 249 kasus adalah HIV sedangkan 231 kasus merupakan penderita Aids. Balita yang terpapar 30 sedangkan 10 di antaranya telah meninggal. Dijelaskan, temuan terbesar kasus di Kecamatan Parakan berjumlah 81 kasus diikuti Temanggung 63 kasus, Kedu 32 kasus, Kandangan 24 kasus, Kaloran 19 kasus dan yang terendah Tlogomulyo 2 kasus. Temuan di Palang Merah Indonesia (PMI) mencapai 21 kasus, sementara temuan di luar kabupaten sebanyak 46 kasus. “Untuk sementara ini memang Kecamatan Parakan masih menjadi kecamatan tertinggi, kami terus berusaha memberikan sosilasasi di wilayah kecamatan ini,” katanya. Dikatakan dari sektor resiko tinggi (risti) dari hetero berjumlah 324 dengan status hidup 274 orang dengan status HIV/Aids 249 orang. Pemakai narkoba berjumlah 86 dengan status meninggal 186 dan aids 231 kasus. Sementara Perinatal 31 kasus dengan jumlah yang tidak diketahui 20, dan faktor risti homoseksual 39 kasus. Sementara itu Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (P2PL Dinkes) Temanggung dr Taryumi menambahkan, untuk mencegah penyakit tersebut berbagai kegiatan sosialisasi dilakukan, selian itu pihaknya juga terus serta menemukan penderita baru. Baca Juga Tabebuya Mekar di Magelang Cantik Bagai Musim Semi di Jepang “Sosilaisasi lebih gencar kami lakukan, harapan kami masyarakat bisa mengerti dan memahami, sehingga masyarakat bisa mencegah dan tidak tertular penyakit ini,” harapnya. Menurutnya, sasaran sosialisasi sendiri yakni segala kalangan pemuda, pelajar dan masyarakat umum. Bahkan pihaknya juga melakukan sosialisasi ditempat-tempat lainnya seperti rumah tahanan dan tempat khusus lainnya. “Kami sosialisasi di sekolah-sekolah, pabrik dan kampung-kampung. Beberapa kali juga di rumah tahanan negara,” katanya. (set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: