Setelah Tembakau, Harga Beras di Temanggung pun Ikut Turun
MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Harga beras di tingkat petani saat ini mengalami penurunan drastis jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Satu kilogram beras hanya laku terjual antara Rp7.500 hingga Rp8.500 per kilogram. “Tergantung dari jenis dan kualitas beras, kalau jenis dan kualitas berasnya, paling mahal hanya laku terjual Rp8.500,” terang Muhaimin, salah satu petani di Kecamatan Tembarak, Selasa (1/9). Harga tersebut turun sebanyak Rp1.500 per kilogram jika dibandingkan harga beras di tahun 2019 lalu. Penurunan harga beras ini merata terjadi pada setiap jenis beras yang diproduksi petani. “Dari jenis beras medium sampai premium kalau di tingkat petani semua turun harga,” tuturnya. Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab turunnya harga beras saat ini. Padahal hasil panen juga turun banyak, karena tanaman padi di sawah diserang oleh beberapa hama terutama tikus. Biasanya lanjut Muhaimin, jika hasil panen mengalami penurunan seperti ini, harga jual beras maupun gabah mengalami kenaikan. Namun saat ini yang terjadi sangatlah berbeda, produksi menurun harga juga ikut turun. “Di luar kemampuan kami sebagai petani, yang jelas saat ini panen turun 60 persen, harga turun Rp1.500 per kilogram, kondisi ini sudah sangat pasti membuat petani mengalami kerugian yang banyak,” keluhnya. Baca juga Dua Sekolah di Temanggung Gelar Uji Coba Belajar Tatap Muka Tidak hanya Muhaimin saja, menurut Warsidi, harga gabah kering panen (GKP) juga tidak sebagus tahun-tahun sebelumnya. Saat ini GKP hanya laju dijual antara Rp3.700-Rp4.000 per kilogram. Ia mengaku bingung dengan kondisi saat ini, di tengah masyarakat yang sedang ditempa dengan kondisi ekonomi, harga komoditas pertanian justru turun. “Tidak hanya harga beras, cabai, terong, kobis, dan jenis sayuran lainnya juga turun. Harga tembakau juga sedang tidak seperti harapan petani. Semua hasil pertanian harganya hancur,” tuturnya. Menurutnya, beras sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, dengan demikian setiap hari bisa dipastikan harus ada. Dengan hasil panen yang menurun seperti saat ini seharusnya harga beras bisa berangsur naik. Namun katanya, kondisi saat ini sangat berbeda, kebutuhan masyarakat tetap stabil, namun harga beras justru mengalami penurunan. “Kurang tahu persis apa penyebabnya hingga harga jual gabah dan beras bisa turun, padahal sudah tidak banyak petani yang panen, sudah begitu hasil panen juga menurun,” keluhnya. Oleh karena itu ia berharap, pemerintah bisa turun tangan mengatasi permasalahan ini, supaya harga-harga hasil produksi pertanian bisa kembali stabil. “Menurut kami yang bisa hanya pemerintah saja, kalau harga hasil produksi dari petani mulai stabil, perekonomian akan semakin membaik,” harapnya. (set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: