Siklus Lima Tahunan, Kasus DBD di Temanggung Merebak
MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG - Merebaknya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Temanggung di awal tahun 2020 ini, merupakan siklus lima tahunan. \"Setiap lima tahun sekali bisa dipastikan DBD di Temanggung selalu terjadi dan kasusnya banyak,\" kata Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Kabupaten Temanggung, Sukamsih, Selasa (28/1). Selain karena siklus tahunan, tingginya kasus DBD di bulan Januari 2020 ini akibat kelalaian dari masyarakat dalam merawat dan menjaga kebersihan lingkungan. Biasanya sebelum datang musim hujan masyarakat sudah mulai melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), namun di akhir tahun 2019 lalu, masyarakat lengah sehingga muncul kasus DBD ini. Kelalaian yang dimaksud menurut Sukamsih, sebelum memasuki musim penghujan, masyarakat sudah terbiasa melakukan PSN dan melakukan gotong royong untuk memberiskan lingkungan mereka. Namun di akhir tahun saat menjelang musim penghujan 2019 lalu kebiasaan itu tidak dilakukan lagi. Selain itu, pemeriksaan jentik nyamuk yang juga biasa dilakukan dalam waktu sepekan sekali, juga tidak dilaksanakan lagi, sehingga kasus DBD kembali meningkat. \"Masyarakat lalai tidak melakukan lagi kebiasaan mereka dalam menjaga lingkungan, jadi imbasnya seperti ini,\" ujarnya. Baca Juga Driver Ojol Asal Sragen Dibegal di Magelang, Tangan Tertusuk Padahal, nyamuk aedes aeegypti akan berkembang biak dengan cepat saat memasuki musim penghujan. Telur dari nyamuk tersebut akan cepat menetas manakala sudah terkena air hujan. \"Bisa jadi dalam waktu 10 hari sudah menetas, jadi perkembangbiakannya sangat cepat,\" terangnya. Sukamsih menyebutkan, di awal tahun 2020 ini setidaknya sudah terjadi enam Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD, dengan jumlah penederita mencapai ratusan kasus. Bahkan kasus DBD di awal tahun ini juga sudah merenggut satu nyawa. \"Penetapan KLB karena kasus DBD dalam satu daerah terus meningkat. Sudah enam KLB, ini sudah sangat banyak sekali, padahal sekarang baru memasuki awal musim penghujan,\" terangnya. Menurutnya, jika ditarik mundur lima tahun sebelumnya yakni pada tahun 2015 lalu, kasus DBD di Temanggung sudah cukup tinggi. Pada tahun itu juga terjadi empat KLB DBD di empat desa. Sebagian besar daerah yang ditetapkan sebagai daerah KLB DBD lokasinya berada di pinggir jalan raya. Hal ini menunjukan bahwa kasus DBD yang ditemukan di Temanggung merupakan kiriman dari luar daerah. \"Rata-rata di pinggir jalan, dan penderita DBD saat ditanya juga bisa dipastikan habis berpergian dari luar kota atau daerah,\" jelasnya. (set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: