Simbol Pelayanan Pemerintah

Simbol Pelayanan Pemerintah

MAGELANGEKSPRES.COM, WONOSOBO – Pada puncak peringatan Hari Jadi Kabupaten Wonosobo ke-194, digelar beberapa agenda special. Di antaranya ialah Pisowanan Agung, Kenduri 1000 Tenong, hingga pentas kesenian dari berbagai desa di alun-alun kota kemarin (24/7). Agenda diawali dengan kirab pusaka, panji-panji, foto para bupati terdahulu, hingga air suci untuk keperluan birat sengkala yang dibawa para duta wisata. Bupati bersama forkompimda mengawali kirab dari pringgitan Pendopo Kabupaten. Mereka bergabung dengan kirab 15 camat di kawasan jalan masuk alun-alun. “Semua mengenakan pakaian adat. Hari ini para pejabat atau instansi menyediakan lebih dari 800 tenong. Harapannya ditambah dari masyarakat yang berisi berbagai jenis makanan seperti jajan pasar, buah-buahan, dan bahkan nasi dan lauk untuk dinikmati bersama atau Kembul Bujana,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata One Andang Wardoyo. Sebelum peserta menikmati hidangan dalam tenong bersama, kegiatan diawali dengan penyerahan panji dan pusaka dari perwakilan camat ke bupati. Kemudian bupati melakukan gerakan mengibaskan dedaunan untuk ritual birat sengkala ke empat penjuru mata angin. Hal itu sebagai perlambang untuk menolak balak atau menghindarkan energi buruk di bumi Wonosobo dengan menggunakan air suci dari 7 mata air yang dicampurkan pada malam sebelumnya. Ada dua gunungan yang berisi hasil pertanian yang kemudian diperebutkan oleh masyarakat. Sementara itu, menurut Andang, kenduri seribu tenong dimaksudkan sebagai simbol pelayanan pemerintah kepada warga yang diwakili dinas-dinasnya. “Pemerintah kabupaten sampai pemerintah desa harus memberikan sesuatu kepada warganya. Isi dari tenong dinikmati bersama-sama pejabat pemerintah dengan warga. Sedangkan dua gunungan yang diperebutkan warga tersebut adalah sebagai simbol potensi pertanian di Wonosobo yang bagus. Isi dari gunungan tersebut sebagian besar berisi sayur-sayuran yang merupakan hasil pertanian di wilayah Wonosobo,” ungkapnya. Peringatan hari jadi ke-194 ini, disebut Bupati Eko, mengusung tema \\\'Kelola Potensi, Lestarikan Lingkungan dan Memajukan Budaya\\\'. Sekaligus menjadi implementasi city branding baru Wonosobo, The Soul of Java. Karena itu, pihaknya menggunakan barang lokal untuk menghias acara hari jadi ini. “Tema yang kami usung harapannya Wonsobo menjadi lebih kreatif dan bisa mengoptimalkan potensi alam dan budaya menjadi daya tarik Wonosobo. Selain itu, kami juga berharap agar para generasi muda Wonosobo bisa menjaga kelestarian alam di Wonosobo,” pungkasnya. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: