Tanggul Irigasi Ambrol, Petani Purworejo Terancam Gagal Panen

Tanggul Irigasi Ambrol, Petani Purworejo Terancam Gagal Panen

MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO - Tanggul saluran irigasi sekunder yang mengairi Desa Rendeng Kecamatan Gebang mengalami kerusakan cukup parah. Akibatnya,  puluhan hektare lahan pertanian warga desa setempat terancam gagal panen. Lokasi ambrolnya tanggul yang merupakan kewenangan pemerintah ini berada di Dusun Tirip desa setempat.  Kerusakan saluran irigasi terjadi sejak akhir Januari 2020 lalu. Mulanya, kerusakan tanggul hanya selebar dua meter.  Namun, lambannya penanganan membuat kerusakan semakin parah. Lebar retakan tanah kini mencapai sekitar lima meter, material longsoran tanah bahkan merusak lahan persawahan di bawah tanggul. Agus Supanto, salah satu warga setempat mengatakan, upaya perbaikan pernah dilakukan oleh dinas terkait dengan menambal saluran irigasi dengan kain berisi tanah. Dinas juga memasang pipa paralon untuk melancarkan saluran air. Meksi demikian, upaya itu tidak maksimal. Baca Juga Lupa Matikan Api Kompor, Warung Bakso Ludes \"Penanganan pertama dilakukan penambalan dengan karung berisi tanah. Kemudian memasang pipa paralon. Namun, hujan deras pekan kemarin tanggul penahan itu tidak kuat menahan derasnya air dan membuat kerusakan semakin parah, \" ucap Agus, Jumat (13/3). Menurutnya, hingga kini tidak ada penanganan lanjutan atas kerusakan tanggul tersebut. Jika tidak segera diatasi, pihaknya khawatir lahan pertanian yang diupayakan warga akan gagal panen. Kerusakan irigasi, lajut Agus, membuat petani mengandalkan air hujan untuk mengairi lahan pertanian. Padahal informasi yang diterima para petani dari petugas penyuluh pertanian musim penghujan akan berakhir pada April depan. \"Musim taman pertama ini petani desa kami baru selesai  menyemai padi. Sedangkan petani di daerah lain yang sumber airnya cukup, tanaman padinya sudah mulai tumbuh bulir. Kalau sampai April tidak tercukupi air, kami pasti gagal panen,\" ungkapnya. Supri, warga lainnya menyampaikan, saluran irigasi tersebut merupakan sumber air utama pertanian warga desa setempat. Irigasi ini juga menjadi pemasok air untuk lahan pertanian di Desa Pakem dan Desa Kroyo. Pihaknya berharap kerusakan tanggul bisa segera  diperbaiki. \"Irigasi ini memang sumber air utama. Meski kondisinya saat kini tidak sebaik dulu, karena di bagian hulu tepatnya Kelurahan Mranti banyak pondasi yang kondisinya rusak, sehingga  air tidak mengalir maksimal,\" tandasnya. (top)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: