Warga Desa Drono dan Desa Jetis Kesulitan Air Bersih
Mata Air Kedua Desa Mulai Kering MAGELANGEKSPRES.COM, TEMANGGUNG - Sebanyak dua desa di lereng Gunung Sumbing, Desa Drono dan Desa Jetis sudah mulai kekurangan air bersih. Mata air di dua desa itu sudah mulai mengering selama beberapa pekan terakhir. Padahal musim kemarau sendiri baru saja berlangsung kurang lebih selama satu bulan. Plt Kepala BPBD Kabupaten Temanggung Gito Walngadi mengatakan, di akhir pekan lalu pemerintah desa dari dua desa tersebut mengajukan permohonan permintaan bantuan air bersih. Permohonan tersebut diajukan lantaran warga di kedua desa itu sudah mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Ia mengatakan, dari surat permohonan tersebut, kemudian pihaknya langsung melakukan survei. Hasilnya mata air yang dijadikan sandaran warga dalam mendapatkan air bersih sudah mulai mengering, sehingga warga kesulitan mendapatkan air. \"Sudah langsung kami survei, dan ternyata mata air di kedua desa itu memang sudah mengering. Oleh karena itu bantuan air bersih sudah langsung dilaksanakan,\" terangnya. Desa Jetis dan Desa Drono letaknya bersebelahan. Kedua desa tersebut di tahun-tahun sebelumnya juga mengalami kekurangan air bersih. \"Kami mulai mendistribusikan air bersih dengan menggunakan dua truk tangki dengan kapasitas masing-masing 5.000 liter,\" terangnya. Adapun titik pasok air bersih yakni di bak penampungan masyarakat dan pondok pesantren setempat. Warga selanjutnya mengambilnya dari bak penampungan tersebut. Sebelumnya diwartakan koran ini bahwa di Kabupaten Temanggung terdapat sebanyak 11 dari 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung, yang masuk dalam pemetakan daerah rawan kekurangan air bersih. Meskipun begitu kekeringan tidak masif melainkan parsial atau di dusun dan desa tertentu. Ia mengimbau pada kepala desa di daerah rawan kekurangan air bersih untuk aktif menyampaikan perkembangan di daerahnya. \"Segera minta bantuan air bersih jika memang sangat membutuhkan,\" katanya. Pada 2019, BPBD Kabupaten Temanggung menganggarkan dana untuk pengadaan 350 tangki air bersih guna penanganan krisis air bersih. Dana tersebut dari APBD Kabupaten Temanggung. \"Jika memang masih kurang akan dimintakan BPBD provinsi dan APBN serta dana CSR sejumlah perusahaan,\" demikian disampaikan Gito Walngadi. (set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: