Di Kampung Gula Borobudur Magelang, Wisatawan Bisa Terlibat dalam Proses Pembuatan
GULA. Tampak dua wisatawan asing asal Inggris mengamati proses pembuatan Gula Merah(foto : Chandra Yoga Kusuma/magelang ekspres)-Kampung Gula Borobudur Magelang-Magelangekspres.com
MAGELANG - Wisata dengan konsep edukasi makin marak di kawasan wisata Borobudur. Salah satunya adalah Kampung Gula yang berada di Dusun Jligudan Desa Borobudur Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang. Jaraknya sekitar 1 Km dari Wisata Candi Borobudur.
Wisata edukasi apa yang dapat diperoleh di lokasi tersebut, yaitu sesuai namanya, pengolahan Gula Jawa atau Gula Merah. Wisatawan bisa terlibat langsung dalam setiap prosesnya.
Selain itu wisata yang baru dirintis ini menawarkan paket perjalanan wisata desa dan budaya serta memadukan proses produksi Gula Jawa atau Gula Merah.
Ketua Kampung Gula, Agus Saryanto, mengatakan, pada lokasi tersebut ditawarkan proses produksi gula sebagai materi wisata edukasi lengkap proses pembuatan Gula Merah.
“Secara teknis wisatawan bisa diajak mengambil nira kelapa atau nderes istilah Jawanya, dan mencicipinya secara langsung Nira yang kita sebut Badek. Kemudian dibawa ke rumah warga untuk memproses menjadi gula merah,” terang Agus.
Daya tariknya adalah dalam proses pembuatan sendiri atau warga masih menggunakan cara tradisional. Usaha tersebut memang sudah ada sejak puluhan tahun lalu, dan hingga sekarang masih eksis.
"Memang sudah menjadi profesi atau kegiatan keseharian warga, sehingga tinggal mengemas dalam bentuk wisata edukasi," jelas Agus.
Selain itu, di wisata Kampung Gula paketan yang ditawarkan lainnya adalah wisata di Pulau Klatakan. Batu batu yang berserakan di pinggir di Sungai Progo yang berada di belakang Kampung Jligudan.
“Di tepian Sungai Progo saat surut ada gundukan batu-batu yang sering disebut Pulau Brangkal. Di sana wisatawan bisa menikmati kuliner jadul sambil mendengarkan seni macapat dan wayang debok tengah kali,” papar Agus.
Agus menambahkan, selama lokasi tersebut dibuka untuk umum, sudah banyak rombongan yang datang, baik wisatawan domestik maupun manca negara.
“Kami baru buka setelah lebaran 2022 ini, banyak wisatwan dari Jakarta, Jogyakarta, Semarang bahkan luar negeri sudah datang kemari. Biasanya mereka menikmati proses pembuatan gula dan di tepian sungai progo,” ungkapnya.
Agus menyebutkan, pada lokasi tersebut juga bisa menikmati makan siang ala desa dengan referensi terlebih dahulu. Bahkan menginap di homestay rumah warga yang sudah ada.
“Jadi modelnya pesan dulu, mau rombongoan atau individu kami terima. Masalah harga bisa dibicarakan,” ujarnya.
Karena baru dirintis, Agus mengaku masih banyak hal yang harus disempurnakan.
“Beberapa titik lokasi masih kami benahi dan akan kami kembangkan. Seperti panggung seni buda, fasilitas umum dan lainnya. Ini pelan-pelan sambil jalan karena swadaya dari para pemuda disini,” terangnya. (cha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelangekspres.com