Produksi Tembakau di Panen Tahun 2022 Dipastikan Turun hingga 2.300 Ton

Produksi Tembakau di Panen Tahun 2022 Dipastikan Turun hingga 2.300 Ton

RAWAT. Salah seorang petani di Desa Bansari sedang merawat tanaman tembakau di kebunnya, kemarin.(Foto:Setyo wuwuh/temanggung ekspres)-Petani Tembakau-Magelangekspres.com

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Produksi tembakau di panen raya 2022 dipastikan menurun hingga 2.300 ton, seiring dengan berkurangnya lahan dan belum maksimalnya produktivitas.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan Temanggung Joko Budi Nuryanto mengatakan, penurunan produksi tembakau tahun ini memang dipengaruhi beberapa faktor. Selain berkurangnya lahan tembakau, juga karena cuaca yang kurang mendukung saat musim tanam lalu.

"Faktornya banyak, semoga saja cuaca bisa terus membaik hingga akhir panen raya mendatang," katanya, kemarin.

Disebutkan, pada tahun 2021 lalu produksi tembakau kurang lebih mencapai 18.600 ton, dimungkinkan pada tahun 2022 ini produksinya kira-kira 16.3000 ton.

Memang lahan kami luas, akan tetapi produktivitas petani kami masih belum tinggi, karena di samping buat tanam tembakau juga terdapat tanaman kopi dan kobis," katanya.

Menurut Joko, produk tembakau unggulan Temanggung terbagi menjadi grade A sampai I yang ditentukan oleh faktor cara pemetikkannya, bau dari aroma tembakau itu sendiri, dan yang terakhir warna dari daunnya. 

"Kalau misalkan kita cari di google grade A apa, kandungan nikotinnya berapa, kandungan gulanya berapa nggak bakalan ketemu. Karena sesungguhnya ada tiga, cekel (pegang), ambu (cium aroma) dan warna. Kalau sudah sesuai baru bisa dikategorikan ke grade yang mana. Di samping itu, Temanggung sendiri mempunyai tembakau unggulan yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Tembakau Srintil," imbuhnya.

Disebutkan, dua gudang pabrik tembakau besar, yaitu Gudang Garam dan Djarum dengan menggunakan pola klasifikasi kualitas tembakau yang berbeda-beda dalam menentukan harganya yang setiap panen bisa menampung ribuan ton tembakau dalam sekali musim.

"Gudang Garam itu proses jual beli perdagangannya murni, misalkan kita datang langsung dikasih harga, beda dengan Djarum yang kalau kita datang langsung dikasih grade-grade, sehingga kami biasanya dikumpulkan bersama di lapangan.

Kemudian kami juga mempunyai tembakau lokal namanya Tembakau Kemloko, yang telah bekerja sama dengan Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) Malang telah mengembangkan kegiatan pemurnian tembakau hingga menghasilkan Kemloko 1 sampai 6 dan selanjutnya kami akan mengembangkan tembakau yang lahan basah atau sawah," katanya. (set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com