Setelah 2 Tahun Vakum Karena Pandemi, Tradisi Merti Desa Kembali Dihidupkan

Setelah 2 Tahun Vakum Karena Pandemi, Tradisi Merti Desa Kembali Dihidupkan

WAYANGAN. Pemdes Kebon Gunung Kecamatan Loano menggelar wayang kulit semalam suntuk dalam rangka menghidupkan kembali tradisi merti desa, kemarin malam. (foto : Eko Sutopo/Purworejo Ekspres)--Magelangekspres.com

PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID – Kagiatan merti desa atau selamatan desa kembali hidup dan bergeliat setelah 2 tahun terakhir vakum akibat pandemi Covid-19. Masyarakat di sejumlah desa pun menyemarakkannya dengan beragam acara.

Kondisi tersebut salah satunya terlihat di Desa Kebon Gunung Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo. Selain menjadi sarana bersyukur dan berdoa kepada Sang Pencipta, Pemerintah desa setempat menjadikan merti desa sebagai media perekat kerukunan warga yang tersebar di sejumlah dusun.

Rangkaian kegiatan metri desa telah dimulai sejak tanggal 15 September 2022 dengan melakukan ziarah ke punden leluhur aulia/ulama yang dimakamkan di Desa Kebon Gunung. Ziarah diikuti jajaran pemerintah desa beserta para ulama, tokoh masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan.

Acara berlanjut dengan Pengajian Akbar yang menghadirkan dai kondang asal Semarang, yakni   KH Duri Ashari, di Balai Desa Kebon Gunung pada Kamis (22/9) malam. Kemudian pada Sabtu (24/9) malam, Pemdes menggelar wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Sunarpo dari Desa Dudukulon Kecamatan Grabag. Hadir dalam acara itu Muspika Loano, para ulama, sejumlah Kepala Desa sekitar, tokoh masyarakat, serta ratusan warga.

Kepala Desa Kebon Gunung, Fatah Kusumo Handogo SE, menyebut pengajian akbar itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan merti desa atau selamatan desa yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa Kebongunung.

"Merti desa ini kami gelar sebagai wahana memohon petunjuk kepada  Allah SWT agar ke depan Desa Kebon Gunung bisa lebih makmur dan gemah ripah lohjinawi karena sudah tiga tahun kemarin itu kita tiarap akibat pandemi dan semua kegiatan dinonaktifkan, kebetulan hasil panen pertanian kita juga menurun drastis. Jadi harapan kami selain nguri-uri kebudayaan kita juga meminta petunjuk dan pertolongan kepada Allah SWT," kata Kepala Desa Kebon Gunung, Fatah Kusumo Handogo SE, saat ditemui usai acara Pengajian Akbar.

Menurutnya, ada kebanggaan dan rasa syukur tersendiri dalam gelaran merti desa tahun ini. Pasalnya, belum lama ini beberapa prestasi berhasil diraih Desa Kebon Gunung. Prestasi itu yakni menjadi juara 1 putra dan putri dalam Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) tahun 2022, bidang olah raga tenis meja. Keduanya bernama Panji dan Silva. Selain itu salah satu warganya yang bernama Rifki juga berhasil meraih juara 3.

"Kita juga mendapat apresiasi dari pemerintah daerah sebagai desa percontohan yaitu wakil dari Kecamatan Loano sebagai Desa Bebas Korupsi. Ada 16 desa dari perwakilan 16 Kecamatan yang kemarin berkesempatan ikut dalam kegiatan study banding atau kunjungan ke Gunung Kidul dan Bantul.

Alhamdulillah di Kecamatan Loano itu hanya Desa Kebon Gunung yang berhasil mendapat apresiasi sebagai desa paling tertib, baik tertib secara administrasi maupun lainnya," ungkapnya.

Pihaknya berharap, Desa Kebon Gunung ke depan dapat lebih maju, lebih baik, dan hasil pertanian warga desa bisa semakin meningkat.
“Kegiatan merti desa ini sekaligus membangun sinergi yang baik antarwarga di Desa Kebon Gunung yang nantinya akan menumbuhkan persatuan dan kesatuan dan akan berimbas kepada Desa Kebongunung yang lebih maju, lebih baik dan lebih makmur,” tandasnya.

Ketua Panitia Merti Desa Kebon Gunung, Muhammad Musafa, menjelasakan bahwa merti desa tahun ini merupakan kegiatan perdana setelah beberapa tahun vakum akibat pandemi. Rencananya, merti desa akan dihidupkan kembali pada thun-tahun mendatang.

“Kegiatan ini juga untuk nguri-nguri budaya yang ada di Desa Kebongunung dan akan dilestarikan kembali kegiatan merti desa di tahun-tahun yang akan datang," jelasnya. (top)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com